33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:57 PM WIB

Parah! Air PDAM Macet Tiga Hari, Warga Gianyar Angkut Air Sungai

UBUD – Air PDAM di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Kecamatan Ubud mati sejak Selasa sore (23/3) hingga Jumat (26/3). Warga terpaksa mengambil air di sungai menggunakan mobil bak terbuka.

 

 

Salah satu warga, Ketut Supriawan, menyatakan Selasa siang, air sempat menyala kecil. Kemudian, Selasa sore, air langsung mati.

 

“Sampai sekarang (Jumat) belum hidup,” ujarnya, di rumahnya, Jumat (26/3).

 

Pengusaha kerajinan itu mengungkapkan, hampir seluruh rumah tangga di Banjar Petulu Gunung terdampak air mati.

 

“Semua di sini yang pakai PDAM (airnya) mati. Ada beberapa pakai sumur bor kan gak masalah mereka,” ujarnya.

 

Lantaran air tak mengalir hingga tiga hari, stok air di rumah Supriawan pun menipis. “Untuk kebutuhan mandi, saya terpaksa angkut pakai mobil pikap. Bak (pikap) saya kasih terpal, nyari air di sungai,” ujarnya. Lantaran mengambil air sungai, warna air keruh kecoklatan.

 

 

Di Banjar, ada dua pemilik mobil pikap. “Jadi pikap saya sama tetangga dipakai angkut air,” ujarnya.

 

Air dari bak mobil itu kemudian dibagikan ke sejumlah tetangga. Ia sampai dua kali bolak-balik mengambil air di sungai.

 

Khusus untuk dapur, atau untuk keperluan memasak, warga mencari air di saluran yang disucikan. “Di sini ada Tirta Tawar. Namanya bukan Beji, tapi Tirta Tawar. Di sana kami nunas (meminta),” ungkapnya.

Selama ini, kata dia, tumben air PDAM mati sampai tiga hari. “Tumben ini. Biasanya sebentar saja. Ini lama,” jelasnya. Terkait air mati itu, dia pun sudah menghubungi PDAM Gianyar. “Janjinya Kamis sudah nyala. Ternyata sampai Jumat belum,” ujarnya.

 

Pihaknya berharap, air segera hidup.

 

Di tempat terpisah, Dirut PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana, mengaku masih berkoordinasi dengan Kantor Cabang Ubud. “Coba tyang (saya) tanyakan ke Ubud,” katanya singkat.

 

UBUD – Air PDAM di Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu, Kecamatan Ubud mati sejak Selasa sore (23/3) hingga Jumat (26/3). Warga terpaksa mengambil air di sungai menggunakan mobil bak terbuka.

 

 

Salah satu warga, Ketut Supriawan, menyatakan Selasa siang, air sempat menyala kecil. Kemudian, Selasa sore, air langsung mati.

 

“Sampai sekarang (Jumat) belum hidup,” ujarnya, di rumahnya, Jumat (26/3).

 

Pengusaha kerajinan itu mengungkapkan, hampir seluruh rumah tangga di Banjar Petulu Gunung terdampak air mati.

 

“Semua di sini yang pakai PDAM (airnya) mati. Ada beberapa pakai sumur bor kan gak masalah mereka,” ujarnya.

 

Lantaran air tak mengalir hingga tiga hari, stok air di rumah Supriawan pun menipis. “Untuk kebutuhan mandi, saya terpaksa angkut pakai mobil pikap. Bak (pikap) saya kasih terpal, nyari air di sungai,” ujarnya. Lantaran mengambil air sungai, warna air keruh kecoklatan.

 

 

Di Banjar, ada dua pemilik mobil pikap. “Jadi pikap saya sama tetangga dipakai angkut air,” ujarnya.

 

Air dari bak mobil itu kemudian dibagikan ke sejumlah tetangga. Ia sampai dua kali bolak-balik mengambil air di sungai.

 

Khusus untuk dapur, atau untuk keperluan memasak, warga mencari air di saluran yang disucikan. “Di sini ada Tirta Tawar. Namanya bukan Beji, tapi Tirta Tawar. Di sana kami nunas (meminta),” ungkapnya.

Selama ini, kata dia, tumben air PDAM mati sampai tiga hari. “Tumben ini. Biasanya sebentar saja. Ini lama,” jelasnya. Terkait air mati itu, dia pun sudah menghubungi PDAM Gianyar. “Janjinya Kamis sudah nyala. Ternyata sampai Jumat belum,” ujarnya.

 

Pihaknya berharap, air segera hidup.

 

Di tempat terpisah, Dirut PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana, mengaku masih berkoordinasi dengan Kantor Cabang Ubud. “Coba tyang (saya) tanyakan ke Ubud,” katanya singkat.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/