NUSA DUA, Radar Bali – Jaminan protokol kesehatan menjadi isu utama dalam Bali Investment Forum di Hotel Sofitel Bali Nusa Dua, Jumat (26/3). Forum yang mengambil tema Rethinking and Reinventing Bali Post Covid-19 ini, dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate, Wamennparekraf Angela Tanoesudibjo, WamenBUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Gubernur Bali Wayan Koster, berlangsung di Kecak Ballrom, Hotel Sofitel.
Selain menghadirkan sejumlah pembicara dari pemerintahan maupun kalangan swasta nasional, forum ini juga mengundang sejumlah Duta Besar Negara sahabat. Seperti Kanada, Italia, Swiss, Jepang, Belanda dan Rusia. Mayoritas dari mereka menginginkan jaminan protokol kesehatan yang maksimal, jika Indonesia akan kembali membuka pintu kunjungan pariwisata dan investasi internasional.
Dubes Kanada Cameron Mackay mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 (2019 ke bawah) rata-rata pelancong asal negerinya ke Indonesia adalah 90.000 orang per tahun. Dan sebagai Negara yang penduduknya suka traveling, pihaknya melihat Indonesia masih Negara tujuan yang menarik untuk dikunjungi. Terutama Bali.
“Dari forum ini, kami kagum dan tertarik dengan rencana dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia dan pemerintah Bali. Kita berharap pariwisata Bali dan Indonesia kembali pulih,” ujar Mackay.
Dia menambahkan, mengingat kasus Covid-19 terjadi secara global, Kanada memang berhati-hati dalam mengizinkan warga negaranya bepergian ke luar negeri.” Namun, jika semua kembali dibuka, termasuk Indonesia, utamanya Bali, kami tentu meminta jaminan protokol kesehatan yang maksimal. Mulai kebersihan, udara yang sehat, air minum yang baik, dan tentu saja kenyamanan,” ujarnya, saat jumpa pers.
Sementara Dubes Swiss Kurt Kunz menyatakan, terkait investasi di Indonesia pasca pandemi, pihaknya menyerahkan seluruhnya kepada pihak Swasta di Swiss dengan melihat potensi Indonesia.”Selain pariwisata, kami juga melihat Indonesia menarik dalam bidang pertanian dan industri lainnya. Tentu kami di pemerintah Swiss menyerahkan peluang-peluang itu kepada pihak swasta. Dan dari forum ini kita melihat pihak pemerintah Indonesia serius menerima kembali masuknya investasi,” ujar Kurt Kunz.
Sementara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, dipilihnya Bali sebagai lokasi forum ini, karena Pulau Dewata merupakan representasi Indonesia di dunia internasional.”Paling tidak, dari forum ini. Seperti disampaikan para panelis, pertama, Kita (Indonesia) sudah serius menangani Covid-19. Seperti di Bali, target kita adalah 3 juta penduduk divaksin. Jika berhasil, maka Bali bisa jadi green zone. Kapan kita membuka pintu tamu Negara asing? Itu pembicaraan lagi jalan juga. Dan akan kita lihat Negara-negara mana yang bisa datang ke mari? Yang tentu kita lihat mereka yang punya covid juga turun dan vaksin mereka seperti apa. Besok (Sabtu 27/3) akan ada pembicaraan soal itu di Menparekraf,” terang Luhut.
Dalam Bali Investment Forum sendiri, tampil sebagai pembicara masing-masing `Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, Dirjen Pendidikan Tinggi Prof Nisam, Managing Director of Investment Banking Mandiri Sekuritas Harold Tjptadjaja, Wamenkes dr Dante Saksono Harbuwono, CEO LPI Ridha Wirakusumah, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Imal Lukman dan CEO Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimudin. Selain itu, hadir juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara.