33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:51 PM WIB

Padukan Ketrampilan Generic Sains dengan Metode Pembelajaran Inkuiri

DI tengah pandemi Covid-19 yang tidak berakhir, dunia pendidikan terus mengencarkan kegiatan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).

Dampaknya, banyak diantara peserta didik kesulitan untuk menghadapi pembelajaran tersebut.

Tidak heran banyak di antara mereka yang memutuskan untuk berhenti, karena tidak sanggup mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring.

Alasan mereka beragam. Mulai dari fasilitas orang tua yang tidak mendukung kegiatan pembelajaran misalnya mereka yang berasal

dari keluarga yang hanya sederhana belum sanggup untuk membelikan anaknya handphone yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Alasan selanjutnya, semakin banyaknya tugas yang diberikan oleh pengajar selama pembelajaran daring, dan banyak diantara

mereka yang selama pembelajaran daring membantu orang tua dan selama mereka membantu orang tua mereka mendapatkan upah/gaji.

Maka semakin lama mereka akan terbiasa mendapatkan upah. Kondisi ini membuat mereka melupakan sekolah mereka dan asyik mencari uang.

Pembelajaran daring menuntut siswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri, yang tadinya mereka diajari oleh guru di dalam suatu ruangan,

namun pada saat ini mereka dituntut untuk memahami materi secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

Pembelajaran dengan keterampilan generic sains adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berpikir melalui sains dalam kehidupannya (Liliasari.2007:13).

Menurut Benny Suprapto dalam Darliana (2008: 1) mengatakan bahwa cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah,

serta belajar secara teoritis dalam praktik adalah sama (mengikuti prinsip pengkajian alam), sehingga ada kompetensi generik sains. Keterampilan generic sains dalam IPA ada 9 indikator yaitu :

Pengamatan tidak langsung

Pengamatan langsung

Hukum sebab akibat

Pemodelan matematika

Kesadaran tentang skala

Kerangka logika taat asas

Bahasa simbolik

Inferensi logika

Membangun konsep

Model pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dari awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik harus seimbang.

Mereka dapat belajar sesuai dengan gaya belajar yang diinginkan. Kegiatan pembelajarannya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan analitis  sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri. 

Ciri-ciri model pembelajaran inkuiri yaitu :

Rasional teorotik yang logis

Memilki tujuan

Memiliki prosedur operasional

Memilki kaitan dengan konsep lingkungan belajar

Fungsi dari model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi guru dan para pengajar dalam melaksanakan pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih paham  dalam suatu materi atau sub materi. Adapun langkah yang dapat dilakukan yaitu :

Observasi

Mengajukan pertanyaan

Mengajukan hipotesa

Mengumpulkan data

Merumuskan kesimpulan

Materi pelajaran pada model pembelajaran ini, tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini yaitu mencari

dan menemukan sendiri mata pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis, kreatif, logis, sistematis, dan mandiri para peserta didik di tengah pandemi ini melanda seorang pengajar dapat memadukan

antara pembelajaran keterampilan generic sains dengan model pembelajaran inkuiri. Hal ini dikarenakan keduanya membuat atau menuntut  siswa untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga tidak hanya berdiam diri di dalam rumah bermain handphone. 

Contoh kegiatan pembelajaran  yang dapat dilakukan yaitu, guru meminta siswa untuk mengumpulkan atau mencari daun dari tumbuhan yang ada di sekitar rumah mereka.

Setelah itu meminta mereka untuk mengelompokkan daun  berdasar  tulang daunnya, yaitu daun menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar. 

Setelah itu mereka diminta untuk membuat laporan yang didalamnya terdapat kesimpulan, data pengamatan, dll.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk menunjang egiatan pembelajaran di tengah pandemic melanda,

tidak memerlukan alat ataupun bahan yang mewah  atau harus membelinya, namun bisa memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menunjang pembelajaran.

Contoh kegiatan pembelajaran lainnya yaitu, siswa diminta untuk mencari tahu tumbuhan yang menggunakan perkembangbiakan generative,

sehingga mereka menemukan tanaman cabai, dan meminta mereka untuk menanam cabai, setelah itu meminta mereka untuk mengamati proses pertumbuhan cabai tersebut.

Setelah melakukan pengamatan kemudian meminta mereka untuk mencatat berapa lama tanaman tersebut mengalami pertumbuhan mulai dari biji sampai siap untuk ditanam.

Lalu meminta mereka untuk membuat laporan dimana laporan tersebut meliputi pengamatan yang telah dilakukan dan memasukkan data-data yang telah dikumpulkan

serta mereka diminta untuk membuat kesimpulan dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan. (Nok Siamah/Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

 

DI tengah pandemi Covid-19 yang tidak berakhir, dunia pendidikan terus mengencarkan kegiatan pembelajaran secara daring (dalam jaringan).

Dampaknya, banyak diantara peserta didik kesulitan untuk menghadapi pembelajaran tersebut.

Tidak heran banyak di antara mereka yang memutuskan untuk berhenti, karena tidak sanggup mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring.

Alasan mereka beragam. Mulai dari fasilitas orang tua yang tidak mendukung kegiatan pembelajaran misalnya mereka yang berasal

dari keluarga yang hanya sederhana belum sanggup untuk membelikan anaknya handphone yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Alasan selanjutnya, semakin banyaknya tugas yang diberikan oleh pengajar selama pembelajaran daring, dan banyak diantara

mereka yang selama pembelajaran daring membantu orang tua dan selama mereka membantu orang tua mereka mendapatkan upah/gaji.

Maka semakin lama mereka akan terbiasa mendapatkan upah. Kondisi ini membuat mereka melupakan sekolah mereka dan asyik mencari uang.

Pembelajaran daring menuntut siswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri, yang tadinya mereka diajari oleh guru di dalam suatu ruangan,

namun pada saat ini mereka dituntut untuk memahami materi secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber belajar.

Pembelajaran dengan keterampilan generic sains adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berpikir melalui sains dalam kehidupannya (Liliasari.2007:13).

Menurut Benny Suprapto dalam Darliana (2008: 1) mengatakan bahwa cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah,

serta belajar secara teoritis dalam praktik adalah sama (mengikuti prinsip pengkajian alam), sehingga ada kompetensi generik sains. Keterampilan generic sains dalam IPA ada 9 indikator yaitu :

Pengamatan tidak langsung

Pengamatan langsung

Hukum sebab akibat

Pemodelan matematika

Kesadaran tentang skala

Kerangka logika taat asas

Bahasa simbolik

Inferensi logika

Membangun konsep

Model pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dari awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik harus seimbang.

Mereka dapat belajar sesuai dengan gaya belajar yang diinginkan. Kegiatan pembelajarannya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, dan analitis  sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri. 

Ciri-ciri model pembelajaran inkuiri yaitu :

Rasional teorotik yang logis

Memilki tujuan

Memiliki prosedur operasional

Memilki kaitan dengan konsep lingkungan belajar

Fungsi dari model pembelajaran yaitu sebagai pedoman bagi guru dan para pengajar dalam melaksanakan pembelajaran.

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang membuat siswa menjadi lebih paham  dalam suatu materi atau sub materi. Adapun langkah yang dapat dilakukan yaitu :

Observasi

Mengajukan pertanyaan

Mengajukan hipotesa

Mengumpulkan data

Merumuskan kesimpulan

Materi pelajaran pada model pembelajaran ini, tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini yaitu mencari

dan menemukan sendiri mata pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis, kreatif, logis, sistematis, dan mandiri para peserta didik di tengah pandemi ini melanda seorang pengajar dapat memadukan

antara pembelajaran keterampilan generic sains dengan model pembelajaran inkuiri. Hal ini dikarenakan keduanya membuat atau menuntut  siswa untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga tidak hanya berdiam diri di dalam rumah bermain handphone. 

Contoh kegiatan pembelajaran  yang dapat dilakukan yaitu, guru meminta siswa untuk mengumpulkan atau mencari daun dari tumbuhan yang ada di sekitar rumah mereka.

Setelah itu meminta mereka untuk mengelompokkan daun  berdasar  tulang daunnya, yaitu daun menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar. 

Setelah itu mereka diminta untuk membuat laporan yang didalamnya terdapat kesimpulan, data pengamatan, dll.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk menunjang egiatan pembelajaran di tengah pandemic melanda,

tidak memerlukan alat ataupun bahan yang mewah  atau harus membelinya, namun bisa memanfaatkan lingkungan sekitar untuk menunjang pembelajaran.

Contoh kegiatan pembelajaran lainnya yaitu, siswa diminta untuk mencari tahu tumbuhan yang menggunakan perkembangbiakan generative,

sehingga mereka menemukan tanaman cabai, dan meminta mereka untuk menanam cabai, setelah itu meminta mereka untuk mengamati proses pertumbuhan cabai tersebut.

Setelah melakukan pengamatan kemudian meminta mereka untuk mencatat berapa lama tanaman tersebut mengalami pertumbuhan mulai dari biji sampai siap untuk ditanam.

Lalu meminta mereka untuk membuat laporan dimana laporan tersebut meliputi pengamatan yang telah dilakukan dan memasukkan data-data yang telah dikumpulkan

serta mereka diminta untuk membuat kesimpulan dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan. (Nok Siamah/Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/