NUSA DUA – Gubernur Bali Wayan Koster meminta pemangku kebijakan jangan serasa ‘habis manis sepah dibuang’ dalam menangani dampak-dampak pandemi yang menyebabkan kontraksi ekonomi yang ada di Bali.
“Kalau situasi normal, besar sekali kontribusi Bali untuk devisa dari sektor pariwisata. Namun sekarang stuck, dengan kontraksi ekonomi yang mungkin paling parah sepanjang sejarah,” terang Gubernur Koster.
“Maka dari itu, saya rasa akan bijak jika pemerintah pusat dan DPR ada kebijakan spesifik untuk Bali,” kata Gubernur Koster pada acara
“Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional – Temu Stakeholders” di Avurpa Kempinski Bali, Nusa Dua, kemarin.
Pria kelahiran Sembiran, Tejakula, Buleleng ini meminta kebijakan spesifik dan spasial dalam upaya pemulihan ekonomi Bali pasca pandemi Covid-19.
Sebagai catatan, industry pariwisata Bali terpukul karena pandemi. Banyak karyawan hotel yang di PHK, dirumahkan, pengusaha tidak mampu bayar gaji, bahkan ada yang tidak operasional.
“Saya bersyukur masyarakat Bali pelaku wisata masih sabar, tapi kita tidak tahu sampai kapan ini berlangsung,” beber Koster.
Koster membeberkan, dalam kondisi normal medio 2019 lalu, sebanyak 6,3 juta wisataman mancanegara (Wisman) datang ke Bali.
Jumlah devisa yang disetor Bali dan masuk ke kas negara setara 29 persen dari total devisa sektor pariwisata Indonesia.
“Belum lagi untuk wisdom (wisatawan domestik, red), di mana ada 10 ,5 juta orang datang ke Bali. Jadi, ekonomi sangat tergantung pariwisata, dan jika normal pertumbuhan ekonomi kita selalu di atas rata-rata nasional,” sebutnya.
Ia menginginkan pelaku pariwisata Bali dan sektor ikutannya diberikan kebijakan fiskal spesifik, yang secara khusus mampu menyelamatkan pilar perekonomian Pulau Dewata tersebut.
“Saya apresiasi kinerja Pusat dan DPR untuk pemulihan Bali. Dan, secara spesifik kami usulkan untuk mengucurkan modal kerja kepada sektor-sektor yang terdampak parah dari Covid-19,
yakni pariwisata, perhotelan, dan restoran. Pinjaman lunak dengan bunga ringan. Saya yakin, tahun 2023 saat kondisi membaik,
mereka (pelaku wisata, red) akan memenuhi kewajibannya,karena rata-rata mereka ini orang baik, sangat taat pajak,” kata Gubernur Koster.
Dirinya pun mendorong peran bank-bank milik negara yang tergabung dalam Himbara untuk bisa jadi leader untuk hal tersebut