RadarBali.com – MMDP Buleleng Dewa Putu Budarsa mengatakan belum bisa memutuskan apakah akan mendukung atau menolak rencana pembangunan tersebut. Pasalnya, untuk memutuskan perlu ada paruman.
Manager PT PLN IPP Ring JPTB 2 Indrayoga Suharto menagtakan, dalam konsultasi publik tersebut pihaknya menyampaikan rencana pembangunan Sutet 500 KV JBC yang masuk dalam proyek percepatan nasional yang sudah mendapat instruksi presiden, peraturan presiden tentang pelaksanaan program strategis nasional dan percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistikan.
Surat keputusan ESDM tentang RUPTL.”Ini adalah ultimate solutiuon mengatasi kelistrikan yang ada di Bali beberapa tahun kedepan,” tegansya.
Karena kondisi kelistrikan di Bali setiap tahun ada kenaikan 10 persen kenaikannya pertahun. Sedangkan daya pasang 2017 k1290 Megaw watt (MW), daya mampu 1100 MW dan beban puncak 860 MW.
Maka dalam waktu tiga tahun kedepan listrik di Bali akan defisit karena pertumbuhan sangat cepat.
Sehingga PLN harus membuat mitigasi kemungkinan yang akan terjadi dalam tiga tahun mendatang. Sehingga kesimpulannya membangun Sutet 500KV JBC. Jika tidak ada JBC, maka Bali harus membuat PLTU sendiri sebanyak 9 buah untuk menambah pasokan 2900 MW dengan masing-masing 300 MW.
Menurutnya, perizinan untuk wilayah Jawa Timur perozinan sudah selesai. Saat ini hanya di wilayah Bali masih proses penetapan lokasinya.
Karena nantinya, tower yang akan dibangun 2 tower crossing setinggi 367 meter yang membanteng dari Banyuwangi ke Bali yang lokasinya tepat di wilayah TNBB dekat Pura Segara Rupek.
Serta tower lain yang jumlah totalnya 514 yang melewati wilayah Buleleng, Jembrana, dan Tabanan.
Pada tahun 2019 ini diharapkan transmisi akan selesi. Sehingga nantinya bisa mengirim listrik 2800 MW dari Jawa Bali yang akan bertahan sampai 10-15 tahun kedepan.
“Ini jangka panjang, rencana ini juga harus terwujud karena merupakan program strategis nasional. Sehingga mengaharapkan dukungan mayasrakat dan stakeholder di Bali,”tegasnya.