25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:14 AM WIB

Maknai Galungan dan Kuningan, Rochineng: “Medan Perang” Ada Dalam Diri

DENPASAR, Radar Bali – Bagi I Ketut Rochineng perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan pada 14 dan 24 April 2021 menjadi momentum mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, khususnya Ida Bhatara- Bhatari leluhur. Semua yang terjadi di dunia, tegas suami Ni Made Sri Ardiani adalah kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Untuk itu, sradha bhakti harus ditingkatkan. Di masa pandemi Covid-19, ketaatan terhadap Guru Wisesa (pemerintah, red) terkait protokol kesehatan juga wajib dilakukan.

Melemahnya perekonomian akibat virus corona terang Rochineng wajib disikapi dengan bijaksana terutama jika dikaitkan dengan hari suci keagamaan. “Pandemi ini berdampak pada kesehatan dan ekonomi. Dalam kondisi serba sulit ini, perayaan hari suci tidak harus menonjolkan eksklusivitasnya. Persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi cukup disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jangan berlebihan. Tapi kalau punya ya silakan. Yang tidak mampu jangan memaksakan diri. Semua harus jalan, baik religi maupun ekonomi. Pengetatan protokol kesehatan juga jalan,” tandas anggota Komisi 1 DPRD Bali itu dihubungi melalui pesan Whatsapp, Selasa (13/4).

Seiring suksesnya program vaksinasi yang digelar Pemerintah Provinsi Bali, ayah Gede Ray Ardian Machini Yasa itu berharap Galungan dan Kuningan kali ini menandai berakhirnya pandemi Covid-19. “Semua pihak tentu mengharapkan hal yang sama sehingga di hari raya Galungan dan Kuningan berikutnya sudah berjalan normal. Dengan gencarnya vaksinasi dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat serta taat protokol kesehatan, mudah-mudahan Covid-19 melandai,” ungkap Rochineng yang saat dihubungi masih menjalankan misi kemanusiaan bersama Fraksi PDI Perjuangan Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lebih lanjut, sosok kelahiran Desa Patemon, Seririt, 10 September 1958 itu mengatakan Galungan dan Kuningan dimaknai sebagai kemenangan dharma melawan adharma dalam diri seseorang. “Medan perangnya ada dalam diri kita sendiri,” tegasnya.

Merespons awal bulan puasa Ramadhan 1442 Hijriah yang berbarengan dengan hari suci Galungan, Rocky N, sapaan akrabnya menyebut momentum tersebut sebagai anugerah. “Tirakat atau puasa saudara muslim beriringan dengan hari suci umat Hindu. Tentu ada makna-makna spesial yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa. Kita dibuat harmonis. Mari duduk bersama, saling menghormati antar umat beragama,” tutupnya. 

 

DENPASAR, Radar Bali – Bagi I Ketut Rochineng perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan pada 14 dan 24 April 2021 menjadi momentum mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, khususnya Ida Bhatara- Bhatari leluhur. Semua yang terjadi di dunia, tegas suami Ni Made Sri Ardiani adalah kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Untuk itu, sradha bhakti harus ditingkatkan. Di masa pandemi Covid-19, ketaatan terhadap Guru Wisesa (pemerintah, red) terkait protokol kesehatan juga wajib dilakukan.

Melemahnya perekonomian akibat virus corona terang Rochineng wajib disikapi dengan bijaksana terutama jika dikaitkan dengan hari suci keagamaan. “Pandemi ini berdampak pada kesehatan dan ekonomi. Dalam kondisi serba sulit ini, perayaan hari suci tidak harus menonjolkan eksklusivitasnya. Persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi cukup disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jangan berlebihan. Tapi kalau punya ya silakan. Yang tidak mampu jangan memaksakan diri. Semua harus jalan, baik religi maupun ekonomi. Pengetatan protokol kesehatan juga jalan,” tandas anggota Komisi 1 DPRD Bali itu dihubungi melalui pesan Whatsapp, Selasa (13/4).

Seiring suksesnya program vaksinasi yang digelar Pemerintah Provinsi Bali, ayah Gede Ray Ardian Machini Yasa itu berharap Galungan dan Kuningan kali ini menandai berakhirnya pandemi Covid-19. “Semua pihak tentu mengharapkan hal yang sama sehingga di hari raya Galungan dan Kuningan berikutnya sudah berjalan normal. Dengan gencarnya vaksinasi dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat serta taat protokol kesehatan, mudah-mudahan Covid-19 melandai,” ungkap Rochineng yang saat dihubungi masih menjalankan misi kemanusiaan bersama Fraksi PDI Perjuangan Bali di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lebih lanjut, sosok kelahiran Desa Patemon, Seririt, 10 September 1958 itu mengatakan Galungan dan Kuningan dimaknai sebagai kemenangan dharma melawan adharma dalam diri seseorang. “Medan perangnya ada dalam diri kita sendiri,” tegasnya.

Merespons awal bulan puasa Ramadhan 1442 Hijriah yang berbarengan dengan hari suci Galungan, Rocky N, sapaan akrabnya menyebut momentum tersebut sebagai anugerah. “Tirakat atau puasa saudara muslim beriringan dengan hari suci umat Hindu. Tentu ada makna-makna spesial yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa. Kita dibuat harmonis. Mari duduk bersama, saling menghormati antar umat beragama,” tutupnya. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/