NEGARA – Rencana penggunaan GeNose C19 sebagai salah satu screening pelaku perjalanan melalui Pelabuhan Gilimanuk disambut baik para pelaku wisata.
Karena dengan menggunakan GeNose C19 dengan biaya yang lebih murah dan cara lebih mudah bisa merangsang kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya Jembrana.
Selama ini, meski objek wisata di Bali sudah dibuka masih minim kunjungan. Salah satu penyebabnya adalah swab PCR atau minimal rapid test antigen yang menjadi salah satu syarat wajib masuk wilayah Bali.
Di sisi lain, biaya untuk test Covid-19 tersebut cukup mahal. Rapid test di paling murah Rp 160 ribu dan test PCR lebih mahal lagi.
Dengan adanya tambahan GeNose C19 sebagai salah satu alat screening masuk Bali, diharapkan kunjungan wisata ke Bali semakin tinggi.
Karena dari segi biaya, menggunakan GeNose C19 lebih murah, hanya sekitar Rp 40 ribu. Sementara yang sudah menggunakan
GeNose C19 masih di Bandara I Gusti Ngurah Rai, sedangkan Pelabuhan Gilimanuk belum menggunakan GeNose C19.
Gede Sukadana, salah satu pelaku wisata di Jembrana, menyambut baik rencana menggunakan GeNose C19 sebagai salah satu alat screening di Pelabuhan Gilimanuk.
Karena dengan menggunakan genose seperti di bandara, pelaku perjalanan yang masuk Bali tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak sehingga diharapkan bisa merangsang kunjungan wisata ke Bali.
Pelaku wisata berharap penggunaan GeNose C19 di Pelabuhan Gilimanuk segera terealisasi. Karena kunjungan wisatawan domestik,
sebagian besar melalui jalur darat sehingga jelang libur hari raya Idul Fitri diharapkan kunjungan wisata meningkat.
“Karena menggunakan GeNose C19 lebih mudah dan murah, kami harap bisa membangkitkan lagi wisata Bali,” kata pengusaha yang juga Ketua PHRI Jembrana ini.
Terpisah, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Nengah Alit mengatakan, secara prinsip pihaknya mendukung penggunaan GeNose C19 karena sudah diatur dalam peraturan Satgas.
Kunjungan wisata juga diharapkan meningkat jika menggunakan test GeNose C19 sebagai salah satu syarat masuk Bali. “Selama penggunaan aman dan nyaman bagi wisatawan, kami mendukung,” terang Nengah Alit.
Untuk diketahui, Pelabuhan Gilimanuk yang rencana menggunakan GeNose C19 sejak awal April lalu hingga kini belum terealisasi.
Hingga kemarin masih menggunakan hasil PCR atau rapid test antigen sebagai salah satu syarat masuk Bali.
Bagi pelaku perjalanan yang tidak membawa hasil rapid test antigen, maka diarahkan untuk rapid test antigen mandiri.
Menurut Yetty, salah satu petugas kantor kesehatan pelabuhan Gilimanuk, rencana menggunakan GeNose C19 sepenuhnya dilakukan
oleh pihak Kimia Farma sebagai salah satu BUMN yang membuka laboratorium rapid test di Pelabuhan Gilimanuk sejak pandemi.
“Karena GeNose C19 yang mengadakan alatnya Kimia Farma, kami tidak tahu juga kapan mulai. Sampai sekarang alatnya belum datang,” terangnya.
Karena itu, petugas kesehatan pelabuhan yang berwenang melakukan pemeriksaan hasil test Covid-19 pelaku perjalanan yang masuk Bali, masih memprioritaskan hasil test Covid-19 dengan swab PCR atau minimal rapid test antigen.