SEMARAPURA – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan pengawasan makanan buka puasa atau yang lebih dikenal dengan istilah takjil di Kabupaten Klungkung, Kamis (22/4). Dari 33 sampel makanan yang diambil, satu di antaranya positif mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil.
Kepala BBPOM Denpasar, Ni Gusti Ayu Nengah Suarningsih saat ditemui di sela-sela pengujian sampel makanan mengungkapkan, pengawasan makanan buka puasa dilakukan karena pemerintah memiliki kewajiban memberikan jaminan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.
Sehingga masyarakat merasa nyaman dalam membeli makanan.
“Di Klungkung, kami menyasar pedagang-pedagang takjil yang berjualan di di sekitar Kampung Gelgel, Banjar Lebah dan Pasar Senggol Klungkung,” bebernya.
Dari ketiga lokasi itu, menurutnya ada 33 sampel makanan yang dilakukan pengujian. Di mana, 20 sampel makan diuji kandungan rhodamin B, 6 sampel makan diuji kandungan boraks. “Kemudian 11 sampel makanan diuji kandungan formalinnya,” jelasnya.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan tersebut, diungkapkannya terasi pada bumbu rujak nanas yang dijual salah seorang pedagang positif mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil. Terkait hal itu, pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap terasi tersebut. Mengingat rhodamin B tidak baik untuk dikonsumsi apalagi secara terus menerus.
“Tadi sudah kami catat nama penjualnya. Kami akan melakukan penelusuran, itu beli di mana. Kalau dijual di pasar, kami akan cari ke pasar. Kami akan telusuri sampai ke hulu dan akan kami lakukan pembinaan,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang pada saat itu mengikuti proses pengambilan sampel makanan meyakini bahwa para pedagang makanan di Klungkung tidak ada niat untuk berjualan makanan yang mengandung bahan berbahaya.
Hanya saja kadang bahan baku makanan yang digunakan para pedagang tidak disadari ternyata mengandung bahan-bahan berbahaya itu.
“Kami yakin mereka (pedagang makanan) memiliki niat yang baik, tetapi kadang-kadang bahan baku racikan makanan seperti terasinya tidak disadari mengandung bahan-bahan yang tidak sehat. Dan kami di kabupaten memiliki tugas untuk melakukan pembinaan,” tandasnya.