DENPASAR – Teka-teki penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam di kedalaman 833 meter di perairan Bali Utara, Rabu (21/4) lalu mulai terkuak.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di Base Ops Lanud Ngurah Rai kemarin petang menyatakan, armada satuan Hiu Kencana bukan meledak, tapi lebih pada terjadinya keretakan pada badan kapal.
Duka kian mendalam setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjajhanto mengatakan 53 prajurit yang ada di dalam KRI Nanggala 402 gugur dalam tugas.
Kepada 53 prajurit Hiu Kencana yang gugur dalam tugas, pemerintah akan memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat secara berjenjang.
“Kepada para prajurit Hiu Kencana akan diberikan kenaikan pangkat secara berjenjang dan segera akan kita proses. Penaburan bunga akan dilakukan oleh keluarga 53 awak kapal,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto.
Seperti diberitakan, robot bawah air yang diterjunkan armada Singapura MV Swift Rescue mendapatkan kontak visual KRI Nanggala 402 pada posisi 07 derajat-48 menit-56 detik selatan dan 114 derajat-51 menit-20 detik timur.
Tepatnya dari datum 1 tempat tenggelamnya KRI Nanggala yang berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan, pada kedalaman 833 meter.
“KRI Nanggala 402 ditemukan terbelah menjadi tiga bagian. Terdapat bagian yang terlepas dari badan utama kapal,
kemudian terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan, selanjutnya kemudi horizontal dan vertikal,” papar KSAU Laksamana TNI Yudo Margono.
Kapal ini sedianya dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis lalu (22/4).
Latihan ini rencananya dihadiri langsung Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Akan tetapi, akibat peristiwa ini dibatalkan karena KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan Bali dan seluruh awaknya dinyatakan gugur dalam tugas.