DENPASAR – Kepedulian pemerintah kepada warganya yang sedang kesusahan akibat banyak pembatasan sebagai respons atas pandemic Covid-19 patut dipertanyakan. Salah satunya kepedulian terhadap usaha mikro, kecil dan menengah yang masih setengah hati.
Sebagai buktinya, bantuan pemerintah pusat, misalnya, berupa Bantuan Presiden (Banpres) UMKM hanya sekadarnya saja. Dari jumlah UMKM di Denpasar sebanyak 32.226 unit, ternyata tahun 2021 ini yang dibantu hanya 6.902 unit saja. Masing-masing bantuan itu juga cuma Rp1,2 juta.
Jumlah ini juga menurun drastis dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. Pada 2020, jumlah UMKM yang mendapat bantuan sebanyak 14.654 unit. Besaran bantuannya juga lebih besar, yakni masing-masing Rp2,4 juta per UMKM.
“Yang belum dicairkan 2.615 UMKM (masih verifikasi di pusat, Red),” kata Kepala Dinas Koperasi (Diskop) dan UMKM Kota Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena saat diwawancarai kemarin (27/4).
Selain bantuan untuk UMKM, Erwin mengatakan, untuk terus membangkitkan semangat UMKM pihaknya juga menggelar diklat keterampilan dalam bidang kuliner.
Diklat yang menyasar 70 orang peserta dari seluruh desa/kelurahan di Kota Denpasar ini memberikan pengetahuan di bidang teori dan praktek yang nantinya diharapkan mampu bersaing dan meningkatkan pasar.
Menurutnya, meski pandemi Erwin mengklaim gairah UMKM semakin meningkat ke sektor kuliner. Beberapa pengusaha terpaksa banting sentir untuk bisa mendapatkan nafkah.
“Banyak tumbuh banyak orang beralih menjadi pedagang kuliner biar bisa makan,” ucapnya.
Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Bali Chef Community (BBC) yang nantinya akan berperan dalam memberikan pelatihan kepada pasar peserta. Disamping itu, kegiatan ini juga didukung oleh Bank BPD Bali terutama dalam pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi para peserta, mengingat saat ini masih dalam suasana pandemi covid-19.
Erwin menjelaskan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahun lalu yang telah sukses dilaksanakan. “Tahun lalu kami juga melaksanakan kegiatan yang sama, dan itu di luar ekspektasi kami. Ternyata mereka (peserta pelatihan) benar-benar merasakan manfaatnya, sehingga kami kembali melaksanakan tahun ini dengan peserta yang masih terbatas hanya 70 orang,” ujarnya.
Bidang kuliner menjadi sasaran diklat baik tahun ini dan tahun sebelumnya, jelas Erwin, mengingat tren usaha di sektor ini masih sangat tinggi. Dan di tengah pandemi covid-19, sektor ini yang mampu bertumbuh, sehingga patut untuk dikembangkan.
Menurut Erwin, selama ini pihaknya sudah sering menggelar diklat ataupun pelatihan yang menyasar bidang fashion, sehingga saat ini kuliner lebih difokuskan.
“Kuliner ini yang sebelumnya jarang mendapat sentuhan, sehingga kami lebih fokus di bidang kuliner saat ini,” terangnya.
Pelatihan ini, kata Erwin, tidak hanya memberikan teori, namun lebih banyak ke praktek kepada para peserta. Dengan bantuan para chef profesional, kata Erwin pelaku UMKM akan banyak mendapatkan pengetahuan serta mendapatkan sentuhan teknologi pula.
Kepala Bidang UMKM, Diskop dan UMKM Kota Denpasar Ngakan Putu Widnyana, menambahkan, diklat yang diikuti 70 orang peserta ini dibagi menjadi dua Angkatan. Angkatan pertama diikuti oleh 40 orang peserta berlangsung dari 26-30 April 2021.
Sementara Angkatan kedua diikuti oleh 30 orang peserta berlangsung pada 3-7 Mei 2021. Demikian pelaksanannya kata Ngakan Widnyana, dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pelatihan selama 3 hari dan selanjutnya sesi magang di tempat usaha kuliner dan pembuatan kue.
Sementara itu, Wakil Ketua BBC Ketut Swastika, mengatakan, selama ini para pelaku UMKM banyak yang masih belum percaya diri dengan produk yang diproduksi, sehingga tidak memiliki keberanian untuk menawarkan. Kemudian, menurutnya kelemahan pelaku UMKM juga dalam hal packaging yang tidak banyak mencantumkan penjelasan produk baik itu komposisi serta ketahan produk yang dimiliki. Dengan demikian, hal ini pun nantinya akan ditekankan pada pelatihan yang diberikan, selain memberikan pelatihan dalam pengolahan makanan yang bersih dan sehat.