27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:57 PM WIB

Puasa dan Pentingnya Olahraga

DENPASAR – Puasa dapat diartikan sebagai menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkannya.

Dimulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Puasa yang dilakukan dengan baik dan benar mempunyai dampak positif bagi kesehatan tubuh.

Seperti menjaga berat badan dan mengurangi kecenderungan obesitas dan penyakit-penyakit metabolik terkait obesitas seperti diabetes militus dan hiperkholesterolemia.

Selain itu, puasa juga dapat menjadi stimulator yang efisien dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Meo & Hasan, 2015: 7).

Penurunan performa fisik saat berpuasa umumnya dikaitkan dengan dehidrasi, keterbatasan asupan nutrisi, kurangnya istirahat, perubahan mood, dan perasaan lemas.

Dengan adanya penurunan performa fisik tersebut maka diperlukan keseimbangan. Keseimbangan tersebut meliputi kebutuhan jasmani dan rohani.

Dimana olahraga diperlukan untuk memperkuat badan, dan kebersihan rohani untuk mengontrol sekaligus mengarahkan jasmani untuk melakukan aktivitas yang baik juga benar.

Jika berat salah satunya dikhawatirkan keseimbangan terganggu. Ketidakseimbangan tubuh akan berdampak negatif.

Dampak negatif tersebut salah satunya adalah terganggunya system metabolisme tubuh.

Ketika system metabolism tubuh berjalan lambat maka akan terjadi penambahan berat badan.

Maka tidak heran ketika bulan Ramadhan selesai maka umat muslim cenderung mengalami kenaikan berat badan.

Kenaikan berat badan yang drastis akan berdampak negatif terhadap tingkat kesehatan pelakunya.

Banyak penyakit yang akan menghampiri ketika kegemukan dan bahkan obesitas melanda.

Selain itu tingkat kebugaran jasmani juga akan menurun ketika selama bulan Ramadhan tidak melakukan olahraga

Menjalankan ibadah puasa disertai dengan berolahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh, dikarenakan puasa dan olahraga mampu mencegah terjadinya depresi atau stres di dalam tubuh.

Selain itu, olahraga pada keadaan puasa dapat menjadi sebuah metode nonfarmakologi yang akan meningkatkan kualitas kesehatan (Khaled dkk,2012: 36).

Namun, berolahraga saat menjalankan ibadah puasa dengan intensitas yang berat dan melelahkan dapat menyebabkan gangguan imunitas,

akan tetapi saat berolahraga dengan intensitas yang tepat saat puasa dapat meningkatkan imunitas.

Olahraga yang dilakukan saat puasa akan berdampak pada respon sistem kekebalan tubuh.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Khazei dkk (2014: 45) bahwa puasa dan olahraga dapat memberi perlindugan pada respon sistem imun.

Akan tetapi saat menjalankan puasa dan olahraga secara bersamaan, ketepatan pengaturan dosis, intensitas dan frekuensi pada olahraga harus dilakukan dengan tepat.

Hal ini dikarenakan olahraga dengan intensitas yang terlalu berat memiliki resiko terhadap stres fisik, psikologis, maupun kimiawi.

Menurut Sugiharto (2012: 54), olahraga dengan dosis yang tidak tepat dapat membahayakan keseimbangan tubuh, yang menyebabkan dehidrasi,

menurunkan berat badan secara kronis, masalah lambung, kerusakan otot dan terganggunya fungsi kekebalan tubuh.

Selain itu, olahraga dengan intensitas yang tinggi akan berdampak negatif terhadap sistem imun yang salah satu indikasiya berupa penurunan kadar limfosit, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi.

Puasa yang dilakukan bersamaan dengan olahraga memiliki banyak dampak positif bagi tubuh yang dapat membantu peningkatan aspek kesehatan dalam tubuh.

Sistem tubuh menanggapi keseluruhan respon yang masuk dengan sistematis (Koch, 2010:92), baik respon fisik seperti olahraga maupun respon psikologis.

Hal ini di buktikan dengan pengaruh puasa yang dilakukan secara bersamaan dengan olahraga yang berdampak pada peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Saat akan berpuasa sebaiknya kita melaksanakan sahur ketika akan imsak hal ini berguna untuk memperpendek masa kekosongan perut.

Pilih menu sahur yang sehat. Tetap mengonsumsi makanan rendah lemak, rendah kalori, namun tinggi protein.

Komposisi ini membuat kenyang lebih lama, tingkat energi pun terjaga saat seharian beraktivitas.

Selain itu agar tetap fit dan tidak lemas saat berolahraga, harus istirahat cukup di malam hari.

Perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan, agar stamina terjaga, terutama saat berolahraga.

Memilih berolahraga menjelang waktu berbuka adalah strategi agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.

Berolahraga di pagi atau siang hari cenderung membuat tubuh mengalami dehidrasi dan cepat lelah.

Minimal berolahraga 20 menit menjelang waktu berbuka. Sehingga saat tubuh lelah dan butuh asupan cairan serta nutrisi, dapat langsung memenuhinya dengan berbuka.

Olahraga yang baik dilakukan saat menjalankan ibadah puasa ada berbagai macam yaitu, jalan santai bisa menjadi pilihan aktivitas fisik saat berpuasa.

Meski termasuk olahraga ringan, jalan santai baik untuk menjaga kesehatan jantung dan tulang.

Lokasi untuk jalan santai bisa di sekitar rumah atau di taman jika kondisi memungkinkan. Bersepeda menjadi tren sejak masa pandemi.

Jenis olahraga ini juga tetap bisa dilakukan saat berpuasa. Waktu untuk bersepeda yang bisa dipilih adalah sore hari menjelang buka puasa dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Selain jalan santai dan bersepeda jogging juga dapat dilakukan saat sedang berpuasa, namun perlu diperhatikan juga jaraknya agar tidak mengalami kelelahan berlebih. (*)

Siska Ervi Andini

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

DENPASAR – Puasa dapat diartikan sebagai menahan diri dari makan, minum, dan segala sesuatu yang dapat membatalkannya.

Dimulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari. Puasa yang dilakukan dengan baik dan benar mempunyai dampak positif bagi kesehatan tubuh.

Seperti menjaga berat badan dan mengurangi kecenderungan obesitas dan penyakit-penyakit metabolik terkait obesitas seperti diabetes militus dan hiperkholesterolemia.

Selain itu, puasa juga dapat menjadi stimulator yang efisien dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Meo & Hasan, 2015: 7).

Penurunan performa fisik saat berpuasa umumnya dikaitkan dengan dehidrasi, keterbatasan asupan nutrisi, kurangnya istirahat, perubahan mood, dan perasaan lemas.

Dengan adanya penurunan performa fisik tersebut maka diperlukan keseimbangan. Keseimbangan tersebut meliputi kebutuhan jasmani dan rohani.

Dimana olahraga diperlukan untuk memperkuat badan, dan kebersihan rohani untuk mengontrol sekaligus mengarahkan jasmani untuk melakukan aktivitas yang baik juga benar.

Jika berat salah satunya dikhawatirkan keseimbangan terganggu. Ketidakseimbangan tubuh akan berdampak negatif.

Dampak negatif tersebut salah satunya adalah terganggunya system metabolisme tubuh.

Ketika system metabolism tubuh berjalan lambat maka akan terjadi penambahan berat badan.

Maka tidak heran ketika bulan Ramadhan selesai maka umat muslim cenderung mengalami kenaikan berat badan.

Kenaikan berat badan yang drastis akan berdampak negatif terhadap tingkat kesehatan pelakunya.

Banyak penyakit yang akan menghampiri ketika kegemukan dan bahkan obesitas melanda.

Selain itu tingkat kebugaran jasmani juga akan menurun ketika selama bulan Ramadhan tidak melakukan olahraga

Menjalankan ibadah puasa disertai dengan berolahraga dapat meningkatkan kesehatan tubuh, dikarenakan puasa dan olahraga mampu mencegah terjadinya depresi atau stres di dalam tubuh.

Selain itu, olahraga pada keadaan puasa dapat menjadi sebuah metode nonfarmakologi yang akan meningkatkan kualitas kesehatan (Khaled dkk,2012: 36).

Namun, berolahraga saat menjalankan ibadah puasa dengan intensitas yang berat dan melelahkan dapat menyebabkan gangguan imunitas,

akan tetapi saat berolahraga dengan intensitas yang tepat saat puasa dapat meningkatkan imunitas.

Olahraga yang dilakukan saat puasa akan berdampak pada respon sistem kekebalan tubuh.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Khazei dkk (2014: 45) bahwa puasa dan olahraga dapat memberi perlindugan pada respon sistem imun.

Akan tetapi saat menjalankan puasa dan olahraga secara bersamaan, ketepatan pengaturan dosis, intensitas dan frekuensi pada olahraga harus dilakukan dengan tepat.

Hal ini dikarenakan olahraga dengan intensitas yang terlalu berat memiliki resiko terhadap stres fisik, psikologis, maupun kimiawi.

Menurut Sugiharto (2012: 54), olahraga dengan dosis yang tidak tepat dapat membahayakan keseimbangan tubuh, yang menyebabkan dehidrasi,

menurunkan berat badan secara kronis, masalah lambung, kerusakan otot dan terganggunya fungsi kekebalan tubuh.

Selain itu, olahraga dengan intensitas yang tinggi akan berdampak negatif terhadap sistem imun yang salah satu indikasiya berupa penurunan kadar limfosit, sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi.

Puasa yang dilakukan bersamaan dengan olahraga memiliki banyak dampak positif bagi tubuh yang dapat membantu peningkatan aspek kesehatan dalam tubuh.

Sistem tubuh menanggapi keseluruhan respon yang masuk dengan sistematis (Koch, 2010:92), baik respon fisik seperti olahraga maupun respon psikologis.

Hal ini di buktikan dengan pengaruh puasa yang dilakukan secara bersamaan dengan olahraga yang berdampak pada peningkatan sistem kekebalan tubuh.

Saat akan berpuasa sebaiknya kita melaksanakan sahur ketika akan imsak hal ini berguna untuk memperpendek masa kekosongan perut.

Pilih menu sahur yang sehat. Tetap mengonsumsi makanan rendah lemak, rendah kalori, namun tinggi protein.

Komposisi ini membuat kenyang lebih lama, tingkat energi pun terjaga saat seharian beraktivitas.

Selain itu agar tetap fit dan tidak lemas saat berolahraga, harus istirahat cukup di malam hari.

Perbanyak konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan, agar stamina terjaga, terutama saat berolahraga.

Memilih berolahraga menjelang waktu berbuka adalah strategi agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.

Berolahraga di pagi atau siang hari cenderung membuat tubuh mengalami dehidrasi dan cepat lelah.

Minimal berolahraga 20 menit menjelang waktu berbuka. Sehingga saat tubuh lelah dan butuh asupan cairan serta nutrisi, dapat langsung memenuhinya dengan berbuka.

Olahraga yang baik dilakukan saat menjalankan ibadah puasa ada berbagai macam yaitu, jalan santai bisa menjadi pilihan aktivitas fisik saat berpuasa.

Meski termasuk olahraga ringan, jalan santai baik untuk menjaga kesehatan jantung dan tulang.

Lokasi untuk jalan santai bisa di sekitar rumah atau di taman jika kondisi memungkinkan. Bersepeda menjadi tren sejak masa pandemi.

Jenis olahraga ini juga tetap bisa dilakukan saat berpuasa. Waktu untuk bersepeda yang bisa dipilih adalah sore hari menjelang buka puasa dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Selain jalan santai dan bersepeda jogging juga dapat dilakukan saat sedang berpuasa, namun perlu diperhatikan juga jaraknya agar tidak mengalami kelelahan berlebih. (*)

Siska Ervi Andini

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/