25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:57 AM WIB

Tanaman Padi di Subak Karangasem Teben Diserang Hama, Petani Pasrah

AMLAPURA – Petani di Subak Karangasem Teben, Kelurahan Karangasem mengeluhkan hasil panen padi yang rusak. Kondisi ini terjadi sudah hampir satu bulan belakangan. Akibatnya, petani pun merugi akibat hasil panen padi tak maksimal.

 

Salah seorang petani Subak Karangasem Teben, Sang Ketut Dapet menuturkan, kondisi tanaman padi miliknya memerah dan tidak seperti biasanya. Hal ini sudah berlangsung sejak 40 hari lalu.

 

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari penyemprotan obat hama namun tidak megembalikan kondisi tanama padi miliknya.

 

“Setelah saya cabut, akarnya yang memerah. Padinya jadi rusak,” keluhnya ditemui Senin (3/5).

 

Ia dan beberapa petani lainnya pun tidak mengetahui penyakit apa yang menyerang tanaman padi miliknya tersebut hingga menyebabkan kemunculan warna merah. Sebelumnya, kata Dapet, kondisi ini belum pernah terjadi.

 

“Ini pertama kali. Kami memang selalu menanam selang seling. Tidak terus-terusan menanam padi. Tapi baru kali padinya memerah,” terangnya.

 

 

Dia pun memprediksi, dengan kondisi ini membuat hasil panen padi menjadi tidak maksimal. Untuk ukuran lahan satu are, normalnya bisa memanen padi hingga 2,5 karung, namun dengan kondisi saat ini maksimal hanya satu karung.

 

“Itu pun sudah sangat bagus dapat satu karung. Kami rugi biaya pupuk, biaya tenaga dan lainnya,” ungkapnya.

 

Ia dan beberapa petani lainnya pun hanya bisa pasrah.

“Mau gimana lagi, kalau harapan ke pemerintah, ya, kami tidak ada karena ini pertama kali terjadi. Jadi hanya bisa pasrah saja,” tandasnya.  

AMLAPURA – Petani di Subak Karangasem Teben, Kelurahan Karangasem mengeluhkan hasil panen padi yang rusak. Kondisi ini terjadi sudah hampir satu bulan belakangan. Akibatnya, petani pun merugi akibat hasil panen padi tak maksimal.

 

Salah seorang petani Subak Karangasem Teben, Sang Ketut Dapet menuturkan, kondisi tanaman padi miliknya memerah dan tidak seperti biasanya. Hal ini sudah berlangsung sejak 40 hari lalu.

 

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari penyemprotan obat hama namun tidak megembalikan kondisi tanama padi miliknya.

 

“Setelah saya cabut, akarnya yang memerah. Padinya jadi rusak,” keluhnya ditemui Senin (3/5).

 

Ia dan beberapa petani lainnya pun tidak mengetahui penyakit apa yang menyerang tanaman padi miliknya tersebut hingga menyebabkan kemunculan warna merah. Sebelumnya, kata Dapet, kondisi ini belum pernah terjadi.

 

“Ini pertama kali. Kami memang selalu menanam selang seling. Tidak terus-terusan menanam padi. Tapi baru kali padinya memerah,” terangnya.

 

 

Dia pun memprediksi, dengan kondisi ini membuat hasil panen padi menjadi tidak maksimal. Untuk ukuran lahan satu are, normalnya bisa memanen padi hingga 2,5 karung, namun dengan kondisi saat ini maksimal hanya satu karung.

 

“Itu pun sudah sangat bagus dapat satu karung. Kami rugi biaya pupuk, biaya tenaga dan lainnya,” ungkapnya.

 

Ia dan beberapa petani lainnya pun hanya bisa pasrah.

“Mau gimana lagi, kalau harapan ke pemerintah, ya, kami tidak ada karena ini pertama kali terjadi. Jadi hanya bisa pasrah saja,” tandasnya.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/