27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 0:24 AM WIB

Megawati: Pengalaman Koster – Cok Ace Komplet, Pas Pimpin Bali

RadarBali.com – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akhirnya menjatuhkan pilihan pada I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, sebagai Cagub-Cawagub Bali pada Pilgub 2018.

Pengumuman dilakukan di Kantor DPP PDIP di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, itu dihadiri pengurus DPD dan DPC PDIP Bali.

Kepala daerah dan anggota dewan di Bali juga tampak hadir. “Dia badannya kurus, lahir di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, namanya I Wayan Koster,” ujar Megawati disambut tepuk tangan ratusan kader yang hadir.

“Kalau orang Jawa bilang nggak memper (tidak cocok).  Kalau dia yang suruh saya, saya jadikan dia. Tapi, setelah saya lihat dia (Koster) pintar juga. Dia dosen dan sudah tiga kali jadi DPR,” puji Megawati. 

Megawati mengungkapkan alasan dirinya memilih Koster sebagai Cagub Bali. Dijelaskan Megawati, Koster cukup mumpuni di bidang pendidikan.

Koster lahir 20 Oktober 1962 itu menjadi dosen di Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan dan dosen pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. “Dia ini juga anggota DPR RI sudah tiga kali,” imbuhnya.

Menurut Mega, pengalaman Koster menjadi anggota dewan menjadi nilai lebih. Mega mengaku memilih pemimpin salah satu dasarnya pernah bermitra dengan eksekutif atau pemerintah.

Paling tidak minimal menjadi anggota DPRD Kabupaten, Provinsi atau pusat. “Kalau mitranya pemerintah, pasti pemerintah paling tidak mengerti perundangan dan dasar pemerintahan,” tegas Mega. 

Sementara alasan Megawati memilih Cok Ace karena pengalamannya di bidang budaya dan pariwisata. Sekalipun jenjang pendidikan Cok Ace diakui Megawati tidak nyambung.

 S-1 Cok Ace mengambil insinyur teknik, namun S-2 dan S-3 banting setir ke sastra. “Dia bisa menarikan tarian magis yang tidak setiap orang dibolehkan karena ada aturannya.

Dia adalah Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, panggilannya Cok Ace,” jelas mantan wakil presiden Gus Dur itu.

“Dia (Cok Ace) dari Puri Ubud, Gianyar. Ayahnya itu adalah Tjokorda Gede Agung Sukawati yang sangat melegenda karena memahsyurkan Ubud hingga dunia,” sanjungnya.

Sementara itu, Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan penyerahan rekomendasi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali diserahkan pada hari Sabtu Kliwon bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, hari yang dianggap sakral bagi umat Hindu Bali.

Setelah penyerahan rekomendasi, pasangan calon beserta pengurus DPD PDI Perjuangan Bali, Bupati dan Wakil Bupati se- Bali dari kader partai,

Ketua, Sekretaris, Bendahara DPC se-Bali yang hadir, diajak sembahyang bersama di Pura Jagatkarta Gunung Salak, Bogor.

Koster sendiri menyatakan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, untuk bisa memimpin Bali pada periode 2018-2023  dengan sebaik-baiknya.

Bali juga secara khusus, lanjut KBS diberikan tugas untuk melaksanakan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB).

Langkah pertama setelah mengantongi rekomendasi, pihaknya akan melakukan konsolidasi internal.

“Untuk mencapai kemenangan harus dilakukan konsolidasi internal partai. Partai harus solid, mulai dari Pengurus DPD, DPC, PAC, Ranting hingga Anak Ranting,” tegas Koster

RadarBali.com – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akhirnya menjatuhkan pilihan pada I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, sebagai Cagub-Cawagub Bali pada Pilgub 2018.

Pengumuman dilakukan di Kantor DPP PDIP di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, itu dihadiri pengurus DPD dan DPC PDIP Bali.

Kepala daerah dan anggota dewan di Bali juga tampak hadir. “Dia badannya kurus, lahir di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, namanya I Wayan Koster,” ujar Megawati disambut tepuk tangan ratusan kader yang hadir.

“Kalau orang Jawa bilang nggak memper (tidak cocok).  Kalau dia yang suruh saya, saya jadikan dia. Tapi, setelah saya lihat dia (Koster) pintar juga. Dia dosen dan sudah tiga kali jadi DPR,” puji Megawati. 

Megawati mengungkapkan alasan dirinya memilih Koster sebagai Cagub Bali. Dijelaskan Megawati, Koster cukup mumpuni di bidang pendidikan.

Koster lahir 20 Oktober 1962 itu menjadi dosen di Universitas Tarumanegara, Universitas Pelita Harapan dan dosen pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. “Dia ini juga anggota DPR RI sudah tiga kali,” imbuhnya.

Menurut Mega, pengalaman Koster menjadi anggota dewan menjadi nilai lebih. Mega mengaku memilih pemimpin salah satu dasarnya pernah bermitra dengan eksekutif atau pemerintah.

Paling tidak minimal menjadi anggota DPRD Kabupaten, Provinsi atau pusat. “Kalau mitranya pemerintah, pasti pemerintah paling tidak mengerti perundangan dan dasar pemerintahan,” tegas Mega. 

Sementara alasan Megawati memilih Cok Ace karena pengalamannya di bidang budaya dan pariwisata. Sekalipun jenjang pendidikan Cok Ace diakui Megawati tidak nyambung.

 S-1 Cok Ace mengambil insinyur teknik, namun S-2 dan S-3 banting setir ke sastra. “Dia bisa menarikan tarian magis yang tidak setiap orang dibolehkan karena ada aturannya.

Dia adalah Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, panggilannya Cok Ace,” jelas mantan wakil presiden Gus Dur itu.

“Dia (Cok Ace) dari Puri Ubud, Gianyar. Ayahnya itu adalah Tjokorda Gede Agung Sukawati yang sangat melegenda karena memahsyurkan Ubud hingga dunia,” sanjungnya.

Sementara itu, Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan penyerahan rekomendasi calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali diserahkan pada hari Sabtu Kliwon bertepatan dengan Hari Raya Kuningan, hari yang dianggap sakral bagi umat Hindu Bali.

Setelah penyerahan rekomendasi, pasangan calon beserta pengurus DPD PDI Perjuangan Bali, Bupati dan Wakil Bupati se- Bali dari kader partai,

Ketua, Sekretaris, Bendahara DPC se-Bali yang hadir, diajak sembahyang bersama di Pura Jagatkarta Gunung Salak, Bogor.

Koster sendiri menyatakan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, untuk bisa memimpin Bali pada periode 2018-2023  dengan sebaik-baiknya.

Bali juga secara khusus, lanjut KBS diberikan tugas untuk melaksanakan Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB).

Langkah pertama setelah mengantongi rekomendasi, pihaknya akan melakukan konsolidasi internal.

“Untuk mencapai kemenangan harus dilakukan konsolidasi internal partai. Partai harus solid, mulai dari Pengurus DPD, DPC, PAC, Ranting hingga Anak Ranting,” tegas Koster

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/