25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:36 AM WIB

Lupakan Gelar Juara Liga I, Coach Widodo: Pemain Harus Move On

RadarBali.com – Final! Harapan Bali United meraih juara Liga 1/2017 sirna. Sabtu (11/11) malam, Pelatih Kepala Bali United Widodo Cahyono Putro mengucapkan selamat kepada Bhayangkara FC yang sukses mengunci gelar meski Liga 1/2017 menyisakan satu laga.

“Selamat untuk Bhayangkara,” ujar Coach Widodo singkat. Khusus untuk skuad asuhannya yang dilabeli juara oleh tim-tim peserta Liga 1 plus para penggemar sepakbola tanah air,

Coach Widodo merespons santai. “Sebagai pemain saya sudah merasakan juara tanpa mahkota dua kali,” ungkap Coach Widodo.

Lepasnya peluang merengkuh juara yang sudah di depan mata pascakeputusan Komisi Disiplin PSSI terhadap Mitra Kukar yang justru menguntungkan Bhayangkara (tambahan 3 poin, red), Coach Widodo mengaku yang paling bersedih adalah pemain.

“Saat menghadapi PSM Makassar di kandang yang kita pertaruhkan adalah nyawa. Bukan hanya botol minuman yang dilemparkan kepada ke arah kami.

Tapi, segala macam benda termasuk kursi. Kita juga turut prihatin. Tapi, pemain harus move one. Kerja keras untuk menatap laga Asia,” tegasnya.

Menurutnya, sebelum bertandang ke Makassar selama tiga hari tim pelatih mematangkan psikologis pemain.

“Salah satunya lewat yel-yel. Ini di mana? Kandang kita. Ini siapa? Suporter Bali United,” papar mantan arsitek Sriwijaya FC itu.

Terkait rencana suporter Bali United “menghitamkan” Stadion Kapten I Wayan Dipta dalam laga pamungkas melawan Kebo Giras, Coach Widodo menyatakan apresiasi.

“Saya apresiasi suporter yang kompak mengenakan pakaian hitam,” ungkap pelatih 46 tahun itu. “Pemain tidak boleh sedih larut. Tetap merah. Harus menatap laga AFC,” tandasnya.

RadarBali.com – Final! Harapan Bali United meraih juara Liga 1/2017 sirna. Sabtu (11/11) malam, Pelatih Kepala Bali United Widodo Cahyono Putro mengucapkan selamat kepada Bhayangkara FC yang sukses mengunci gelar meski Liga 1/2017 menyisakan satu laga.

“Selamat untuk Bhayangkara,” ujar Coach Widodo singkat. Khusus untuk skuad asuhannya yang dilabeli juara oleh tim-tim peserta Liga 1 plus para penggemar sepakbola tanah air,

Coach Widodo merespons santai. “Sebagai pemain saya sudah merasakan juara tanpa mahkota dua kali,” ungkap Coach Widodo.

Lepasnya peluang merengkuh juara yang sudah di depan mata pascakeputusan Komisi Disiplin PSSI terhadap Mitra Kukar yang justru menguntungkan Bhayangkara (tambahan 3 poin, red), Coach Widodo mengaku yang paling bersedih adalah pemain.

“Saat menghadapi PSM Makassar di kandang yang kita pertaruhkan adalah nyawa. Bukan hanya botol minuman yang dilemparkan kepada ke arah kami.

Tapi, segala macam benda termasuk kursi. Kita juga turut prihatin. Tapi, pemain harus move one. Kerja keras untuk menatap laga Asia,” tegasnya.

Menurutnya, sebelum bertandang ke Makassar selama tiga hari tim pelatih mematangkan psikologis pemain.

“Salah satunya lewat yel-yel. Ini di mana? Kandang kita. Ini siapa? Suporter Bali United,” papar mantan arsitek Sriwijaya FC itu.

Terkait rencana suporter Bali United “menghitamkan” Stadion Kapten I Wayan Dipta dalam laga pamungkas melawan Kebo Giras, Coach Widodo menyatakan apresiasi.

“Saya apresiasi suporter yang kompak mengenakan pakaian hitam,” ungkap pelatih 46 tahun itu. “Pemain tidak boleh sedih larut. Tetap merah. Harus menatap laga AFC,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/