33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:32 PM WIB

Koster – Cok Ace Diuntungkan Mesin Politik, Ibarat Mobil Tinggal Gas

RadarBali.com – Kendati banyak menuai cibiran dari sebagian besar netizen usai menerima rekomendasi Cagub/Cawagub Bali, peluang Wayan Koster – Cok Ace untuk memenangi Pilgub Bali diprediksi tinggi.

Pasalnya, mesin politik Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali sudah panas sejak lama. Mesin itu kini siap digunakan dan melaju kencang.

“Kader PDIP semakin solid dan tentunya tidak ingin mengulangi kekalahan yang menyakitkan pada Pilkada 2018 mendatang.

Pasangan Koster – Cok Ace bisa menang karena sudah siap lebih awal menghadapi pertarungan,” ujar pengamat politik dari Universitas Ngurah Rai Denpasar, Luh Riniti Rahayu kemarin (12/11).

Menurut Riniti, solidnya kader PDIP hingga tingkat ranting atau desa memudahkan Koster melakukan koordinasi.

Apalagi selama ini PDIP dikenal tak segan memberi sanksi pada kadernya yang membelot. Sosialisasi bersama kader partai sudah dilakukan hampir mendekati setahun.

Riniti menambahkan pemanasan mesin partainya telah berlangsung cukup lama. “Kalau tidak menang, yang mau nyaleg bisa dievaluasi pencalegannya nanti di pileg 2019.

Ibaratnya balapan mobil, tinggal tancap gas saja. Tidak lagi banyak perlu persiapan membeli onderdil lagi,” ungkapnya mengibaratkan.

Mantan anggota KPUD Bali itu juga menilai pasangan Koster, yakni Cokorda Artha Ardhana Sukawati Cok Ace sudah dikenal masyarakat karena mantan Bupati Gianyar.

Setidaknya masyarakat Gianyar berbasis puri dan pendukungnya dari kalangan pariwisata. Mereka punya harapan untuk memajukan pariwisata Bali.

Riniti menyebutkan itulah modal politik yang sudah dimiliki dan cukup mumpuni. Cok Ace juga memiliki modal akademis yang sangat baik dan teruji.  

Sebagai pengamat politik dan memiliki pengalaman sebagai penyelenggara dapat melihat sejumlah kabupaten kota di Bali basis-basis dan kekuatan  pasangan Koster-Ace.

“Sekarang ini masih sangat dini untuk bisa diungkap kita lihat lawannya nanti siapa yang akan diusung lawannya lewat Koalisi Rakyat Bali,” tukasnya.

Kader banteng juga diyakini menyambut gembira rekomendasi partai dikeluarkan. PDIP terbukti sangat solid dalam mendukung calonnya.

Kekuatan gotong-royong tidak hanya dilakukan di internal PDIP daerah, bahkan bisa merambah antar daerah.

Inilah kelebihan PDIP saat ini dan figur  adanya ketua seperti Megawati membuat kader-kader partai cukup kompak.

Namun demikian pembelotan biasanya selalu ada dalam tubuh parpol. Bahkan pergeseran nilai-nilai militansi terjadi. Loncat-loncat parpol sana-sini sudah biasa sekarang ini.

Namun dalam tubuh PDIP termasuk kecil terjadi. Ketidakpuasan atau kegagalan dalam mendapatkan rekomendasi PDIP diperkirakan tidak sampai membuat pembelotan kader PDIP.

“Sekjen sudah meredam semuanya sebelum rekomendasi turun,” tukasnya.

Dalam hitungan politik dan pemetaannya, pasangan ini akan terasa berat menghadapi pertarungan ketika lawannya juga tangguh apalagi terjadi pertarungan head to head. Namun demikian dia meyakini pertarungan tidak seketat Pilkada 2013 lalu. Sebab, pertarungan saat itu benar-benar pertarungan yang menguras banyak energi. Sebab, kedua kandidat gubernurnya memiliki dukungan kuat dari partainya dan dukungan kuat dari masyarakatnya melihat program gubernur yang visioner saat itu

RadarBali.com – Kendati banyak menuai cibiran dari sebagian besar netizen usai menerima rekomendasi Cagub/Cawagub Bali, peluang Wayan Koster – Cok Ace untuk memenangi Pilgub Bali diprediksi tinggi.

Pasalnya, mesin politik Koster yang notabene Ketua DPD PDIP Bali sudah panas sejak lama. Mesin itu kini siap digunakan dan melaju kencang.

“Kader PDIP semakin solid dan tentunya tidak ingin mengulangi kekalahan yang menyakitkan pada Pilkada 2018 mendatang.

Pasangan Koster – Cok Ace bisa menang karena sudah siap lebih awal menghadapi pertarungan,” ujar pengamat politik dari Universitas Ngurah Rai Denpasar, Luh Riniti Rahayu kemarin (12/11).

Menurut Riniti, solidnya kader PDIP hingga tingkat ranting atau desa memudahkan Koster melakukan koordinasi.

Apalagi selama ini PDIP dikenal tak segan memberi sanksi pada kadernya yang membelot. Sosialisasi bersama kader partai sudah dilakukan hampir mendekati setahun.

Riniti menambahkan pemanasan mesin partainya telah berlangsung cukup lama. “Kalau tidak menang, yang mau nyaleg bisa dievaluasi pencalegannya nanti di pileg 2019.

Ibaratnya balapan mobil, tinggal tancap gas saja. Tidak lagi banyak perlu persiapan membeli onderdil lagi,” ungkapnya mengibaratkan.

Mantan anggota KPUD Bali itu juga menilai pasangan Koster, yakni Cokorda Artha Ardhana Sukawati Cok Ace sudah dikenal masyarakat karena mantan Bupati Gianyar.

Setidaknya masyarakat Gianyar berbasis puri dan pendukungnya dari kalangan pariwisata. Mereka punya harapan untuk memajukan pariwisata Bali.

Riniti menyebutkan itulah modal politik yang sudah dimiliki dan cukup mumpuni. Cok Ace juga memiliki modal akademis yang sangat baik dan teruji.  

Sebagai pengamat politik dan memiliki pengalaman sebagai penyelenggara dapat melihat sejumlah kabupaten kota di Bali basis-basis dan kekuatan  pasangan Koster-Ace.

“Sekarang ini masih sangat dini untuk bisa diungkap kita lihat lawannya nanti siapa yang akan diusung lawannya lewat Koalisi Rakyat Bali,” tukasnya.

Kader banteng juga diyakini menyambut gembira rekomendasi partai dikeluarkan. PDIP terbukti sangat solid dalam mendukung calonnya.

Kekuatan gotong-royong tidak hanya dilakukan di internal PDIP daerah, bahkan bisa merambah antar daerah.

Inilah kelebihan PDIP saat ini dan figur  adanya ketua seperti Megawati membuat kader-kader partai cukup kompak.

Namun demikian pembelotan biasanya selalu ada dalam tubuh parpol. Bahkan pergeseran nilai-nilai militansi terjadi. Loncat-loncat parpol sana-sini sudah biasa sekarang ini.

Namun dalam tubuh PDIP termasuk kecil terjadi. Ketidakpuasan atau kegagalan dalam mendapatkan rekomendasi PDIP diperkirakan tidak sampai membuat pembelotan kader PDIP.

“Sekjen sudah meredam semuanya sebelum rekomendasi turun,” tukasnya.

Dalam hitungan politik dan pemetaannya, pasangan ini akan terasa berat menghadapi pertarungan ketika lawannya juga tangguh apalagi terjadi pertarungan head to head. Namun demikian dia meyakini pertarungan tidak seketat Pilkada 2013 lalu. Sebab, pertarungan saat itu benar-benar pertarungan yang menguras banyak energi. Sebab, kedua kandidat gubernurnya memiliki dukungan kuat dari partainya dan dukungan kuat dari masyarakatnya melihat program gubernur yang visioner saat itu

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/