MANGUPURA – Lima orang warga Desa Adat Samu, Banjar Samu, Desa Mekar Bhuana, Kecamatan Abiansemal, Badung, tengah dirawat di RSD Mangusada karena ada keluhan mirip gejala meningitis atau radang selaput otak usai makan olahan babi.
Saat ini masih dilakukan pengujian sampel masih di BBVet Denpasar. Hal ini untuk menentukan jenis bakteri yang terkandung dalam babi tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, menjelaskan telah dilakukan tes PCR untuk menentukan jenis bakteri yang ditemukan.
Namun, sampai saat ini belum ada hasil uji laboratorium. Berdasar informasi, BBVet sudah melakukan analisis terhadap swab limbah bekas bangsung (keranjang babi) dan kotoran yang ditemukan di kandang babi.
“BB Vet Denpasar juga sedang melakukan tes PCR untuk menentukan jenis bakteri,” terang I Wayan Wijana.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung juga telah menurunkan tim kesehatan hewan (Keswan) untuk menelusuri sumber daging babi diduga menjadi penyebab kejadian tersebut.
Tim Keswan bersama Dinas Kesehatan, BBVet Denpasar, kepolisian, dan GUPBI Bali melakukan penyisiran ke sejumlah peternak dan warga di Banjar Samu, Desa Mekar Buwana, Abiansemal.
Pengumpulan informasi dari perbekel dan Bendesa Adat setempat, memang diakui memang sempat ada upacara keagamaan yang melibatkan
sejumlah krama pengayah dan ada hidangan dengan masakan khas tradisional Bali berupa lawar atau olahan daging babi.
Berdasar hasil penelusuran tim, daging yang diolah dibeli di seputar Blahkiuh dan menurut pengakuan pedagang daging, babi yang dipotong didatangkan dari luar Kabupaten Badung.