25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:47 AM WIB

Tukang Jahit di Bali Tewas Usai Divaksin, Ini Kata Kadiskes Denpasar

DENPASAR – Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Luh Sri Armini menanggapi soal tewasnya warga bernama Muhamad Abdul Malanua, 42, setelah dua hari sebelumnya divaksin Covid-19. Diketahui, Abdul divaksin Sabtu (22/5), dan dua hari kemudian, atau Senin (24/5) meninggal dunia di kamar kosnya, di Jalan Pulau Sebatik, Denpasar Barat pada Senin (25/5/2021).

 

 

Sri Arimini menjelaskan, kematian korban belum bisa dipastikan apakah karena vaksin atau karena hal lain.

 

“Saya belum dapat laporan mengenai penyebab kematian korban,” akunya saat dikonfirmasi, Senin (24/5).

 

Namun melihat riwayat korban yang memiliki hipertensi, Sri Armini menegaskan saat sebelum divaksin, harusnya korban pun tak bisa lolos bila tensi korban lebih dari standar yang ditetapkan.

 

“Kan sudah ada screening. Tensi di bawah 180 boleh diberikan,” jelasnya.

 

Untuk itu, pihaknya saat ini akan menunggu laporan untuk memastikan penyebab kematian korban. Apakah memang karena vaksin atau hal yang lain.

 

Diketahui sebelumnya, Muhamad Abdul Malanua, 42, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, di Jalan Pulau Sebatik, Denpasar Barat pada Senin (25/5/2021) membuat heboh warga sekitar. Sebab, korban meninggal dikarena pada Sabtu (22/5/2021) lalu sempat mengikuti vaksin di tempat ia tinggal.

 

Kepala Dusun Batu Bintang, Nyoman Mardika menjelaskan, Abdul merupakan salah satu peserta vaksinasi massal Covid-19 yang digelar di dusunnya dua hari sebelum meninggal. Kata dia, Abdul mendapatkan vaksin Astrazeneca.

 

“Kami membuat program vaksinasi massal yang diikuti sekitar 1.600 warga Desa Dauh Puri Klod. Kalau dari dusun saya (batu bintang) ada 92 orang, termasuk korban,” sebutnya.

 

Korban sendiri bukan warga secara adminisitratif dari Dusun Batu Bintang. Namun, kata dia, Abdul memang kos di wilayah Batu Bintang. Mardika juga mengatakan, korban memang memiliki riwayat sakit hipertensi sebagaimana informasi yang beredar.

 

Jasad korban yang berprofesi sebagai penjahit ini ditemukan pertama kali oleh tetangga kamar korban bernama Rendi. Dijelaskan saksi, bahwa korban sempat mengalami sakit dan beberapa waktu belakangan dinyatakan sembuh. Korban sempat bekerja.

 

“Sekitar malam Minggu (22/5/2021) kemarin dia (korban) sempat ngobrol dengan saya. Dari situ terakhir saya ketemunya,” kata Rendi di lokasi kejadian. 

 

Lalu Senin (24/5/2021) pagi, saksi menggedor pintu kamar korban. Namun korban tidak menyahut. Saksi lalu membuka pintunya dan menemukan korban tidak bernyawa. Saksi lalu melaporkan kejadian itu ke Klian Banjar setempat. Korban tinggal sendiri di kosannya. Istrinya sedang pulang kampung ke Banyuwangi, Jawa Timur.

 

Minggu (23/5/2021) malam, saksi sempat mendengar suara dengkuran dari kamar korban. Suara itu terdengar sangat keras. Saksi mengira dengkuran itu adalah hal yang biasa. Saat ditanya apakah korban sempat divaksin atau belum, saksi mengaku jika hal itu belum diketahuinya secara pasti.

 

Namun dirinya sempat melarang korban untuk tidak menerima vaksin karena punya riwayat saksit darah tinggi. 

 

“Kurang lebihnya saya kurang tau, tapi sempat saya larang untuk tidak vaksin karena punya riwayat dan gejala darah tinggi,” imbuhnya.

 

Kini jasad korban sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diproses lebih lanjut. Terkait kasus ini, Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi  mengatakan dirinya belum menerima laporan terkait kejadian itu.

 

“Belum masuk ke humas (info),” tandasnya.

DENPASAR – Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Luh Sri Armini menanggapi soal tewasnya warga bernama Muhamad Abdul Malanua, 42, setelah dua hari sebelumnya divaksin Covid-19. Diketahui, Abdul divaksin Sabtu (22/5), dan dua hari kemudian, atau Senin (24/5) meninggal dunia di kamar kosnya, di Jalan Pulau Sebatik, Denpasar Barat pada Senin (25/5/2021).

 

 

Sri Arimini menjelaskan, kematian korban belum bisa dipastikan apakah karena vaksin atau karena hal lain.

 

“Saya belum dapat laporan mengenai penyebab kematian korban,” akunya saat dikonfirmasi, Senin (24/5).

 

Namun melihat riwayat korban yang memiliki hipertensi, Sri Armini menegaskan saat sebelum divaksin, harusnya korban pun tak bisa lolos bila tensi korban lebih dari standar yang ditetapkan.

 

“Kan sudah ada screening. Tensi di bawah 180 boleh diberikan,” jelasnya.

 

Untuk itu, pihaknya saat ini akan menunggu laporan untuk memastikan penyebab kematian korban. Apakah memang karena vaksin atau hal yang lain.

 

Diketahui sebelumnya, Muhamad Abdul Malanua, 42, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, di Jalan Pulau Sebatik, Denpasar Barat pada Senin (25/5/2021) membuat heboh warga sekitar. Sebab, korban meninggal dikarena pada Sabtu (22/5/2021) lalu sempat mengikuti vaksin di tempat ia tinggal.

 

Kepala Dusun Batu Bintang, Nyoman Mardika menjelaskan, Abdul merupakan salah satu peserta vaksinasi massal Covid-19 yang digelar di dusunnya dua hari sebelum meninggal. Kata dia, Abdul mendapatkan vaksin Astrazeneca.

 

“Kami membuat program vaksinasi massal yang diikuti sekitar 1.600 warga Desa Dauh Puri Klod. Kalau dari dusun saya (batu bintang) ada 92 orang, termasuk korban,” sebutnya.

 

Korban sendiri bukan warga secara adminisitratif dari Dusun Batu Bintang. Namun, kata dia, Abdul memang kos di wilayah Batu Bintang. Mardika juga mengatakan, korban memang memiliki riwayat sakit hipertensi sebagaimana informasi yang beredar.

 

Jasad korban yang berprofesi sebagai penjahit ini ditemukan pertama kali oleh tetangga kamar korban bernama Rendi. Dijelaskan saksi, bahwa korban sempat mengalami sakit dan beberapa waktu belakangan dinyatakan sembuh. Korban sempat bekerja.

 

“Sekitar malam Minggu (22/5/2021) kemarin dia (korban) sempat ngobrol dengan saya. Dari situ terakhir saya ketemunya,” kata Rendi di lokasi kejadian. 

 

Lalu Senin (24/5/2021) pagi, saksi menggedor pintu kamar korban. Namun korban tidak menyahut. Saksi lalu membuka pintunya dan menemukan korban tidak bernyawa. Saksi lalu melaporkan kejadian itu ke Klian Banjar setempat. Korban tinggal sendiri di kosannya. Istrinya sedang pulang kampung ke Banyuwangi, Jawa Timur.

 

Minggu (23/5/2021) malam, saksi sempat mendengar suara dengkuran dari kamar korban. Suara itu terdengar sangat keras. Saksi mengira dengkuran itu adalah hal yang biasa. Saat ditanya apakah korban sempat divaksin atau belum, saksi mengaku jika hal itu belum diketahuinya secara pasti.

 

Namun dirinya sempat melarang korban untuk tidak menerima vaksin karena punya riwayat saksit darah tinggi. 

 

“Kurang lebihnya saya kurang tau, tapi sempat saya larang untuk tidak vaksin karena punya riwayat dan gejala darah tinggi,” imbuhnya.

 

Kini jasad korban sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diproses lebih lanjut. Terkait kasus ini, Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi  mengatakan dirinya belum menerima laporan terkait kejadian itu.

 

“Belum masuk ke humas (info),” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/