DENPASAR – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya angkat bicara terkait meninggalnya Muhamad Abdul Malanua, 44, setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca di program vaksin massal yang digelar di Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar.
Dalam keterangannya, Kadiskes merilis hasil Autopsi Verbal Kronologis meninggalnya Abdullah Malanua. Dikatakan, korban yang berprofesi sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat dikamar, jarang keluar apalagi bekerja.
Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus bahkan kadang-kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin. Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.
Pada saat almarhum ikut vaksin pada Sabtu (22/5/2021), semua proses screening dan lain sebagainya sudah dilakukan dan kondisinya saat itu memungkinkan untuk mendapatkan vaksin. Kemudian dua hari setelah vaksin Abdul ditemukan meninggal.
“Kita tidak bisa menyimpulkan kalau beliau meninggal karena vaksin. Setelah vaksin ada observasi dan beliau baik baik saja. Jadi jangan sedikit-sedikit ada orang meninggal dikaitkan dengan Covid atau ada yang meninggal setelah beberapa harinya mendapatkan vaksin dikaitkan meninggal karena vaksin,” ujarnya pada Rabu (26/5/2021).
“Mari kita cari dulu data yang akurat dari orang yang kompeten sebelum kita memberitakan ke tengah masyarakat, dengan demikian informasi tidak bias dan timbul rasa khawatir dari masyarakat untuk vaksin,“ sambungnya.
Diketahui sebelumnya, radarbali.id sudah melakukan konfirmasi baik ke pihak Kadiskes kota Denpasar dan juga pihak desa.
Semua pihak mengaku masih menunggu hasil apakah memang meninggal akibat vaksin atau tidak. Faktanya, yang bersangkutan meninggal dua hari kemudian setelah menerima vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.