33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:17 PM WIB

Gandeng Menteri Jokowi, Yayasan Puri Kauhan Ubud Gelar Lomba Sastra

UBUD – Pandemi atau Gering Agung tidak boleh menghentikan kreativitas kita dalam bersastra. Justru di masa pandemi, momen untuk “mulat sarira”, terlihat kembali menyala.

Hal tersebut diungkap Dr. AAGN Ari Dwipayana, Pendiri Yayasan Puri Kauhan Ubud plus Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, saat meluncurkan Lomba Sastra Bali.

Bertajuk “Sastra Saraswati Sewana, Pamarisuddha Gering Agung” lomba ini diluncurkan secara virtual Jum’at kemarin (28/5) melalui tayangan langsung di media sosial @purikauhanubud.

Peluncuran dihadiri oleh beragam tokoh masyarakat. Di antaranya Menteri Sekretariat Negara Prof. Pratikno, Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno,

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan, Rektor UHN IGB Sugriwa Prof IGN Sugriwa, dan pejabat eselon lainnya.

“Harapannya melalui lomba ini, kita mendorong akademisi dan penggiat sastra Bali untuk kembali berkarya,” ungkap Ari Dwipayana.

Ari Dwipayana mengatakan, pandemi atau gering agung tak boleh menghentikan kreativitas masyarakat dalam bersastra.

Justru di masa pandemi, kata dia, masyarakat luas akan memiliki momen untuk “mulat sarira” melihat kembali apa yang tengah terjadi.

“Justru di masa pandemi ini, kita akan memiliki momen untuk mulat sarira. Melihat kembali apa yang tengah terjadi,” katanya.

Oleh karena itu, kegiatan ini bertajuk Sastra Saraswati Sewana, Pamarisuddha Gering Agung. Kreasi karya sastra yang dilombakan, antara lain sastra Bali klasik berupa geguritan, kidung, kakawin, dan satua.

“Selain sastra Bali klasik, juga dilombakan sastra modern yakni cerpen dan puisi berbahasa Bali,” sebutnya.

Semua karya sastra yang dilombakan harus karya otentik dengan mengambil tema Gering Agung atau Pandemi Covid-19.

Nantinya, ajang kreasi ini bukan semata-mata perlombaan, tapi akan didahului dengan serangkaian workshop (sastra Bali klasik dan sastra Bali modern)

bagi peserta dengan pengajar yang kompeten, di antaranya Dewa Windhu Sancaya, Gunayasa, Mas Ruscitadewi dan sebagainya.

Pengiriman karya dilakukan pada 14 Juni-1 Agustus 2021, dan penyerahan hadiah akan dilakukan pada 28 Agustus 2021.

Dewan Juri akan memilih 30 karya terbaik, dalam 6 kategori untuk mendapatkan hadiah dana apresiasi dan piagam penghargaan. Masing-masing bisa mendapatkan hadiah hingga 5 Juta Rupiah.

“Para peserta yang berminat agar segera mendaftar melalui Website purikauhanubud.org,” beber Ari Dwipayana.

Menteri Sekretariat Negara Prof. Pratikno mengapresiasi perlombaan ini sebagai sarana untuk memperkaya kesusasteraan Bali.

Seiring dengan diselenggarakannya perlombaan di masa Pandemi, hal ini membuktikan bahwa bencana tidak menghambat produktivitas masyarakat Bali dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan.

“Apalagi pesan-pesan sastra menyampaikan kemuliaan, pesan-pesan indah tentang seni dan budaya, serta menghaluskan jiwa dan membangun keluhuran budi. Sehingga (lomba sastra Bali) ini akan bermakna untuk kemajuan bangsa kita,” ungkap Pratikno.

Rektor UHN IGB Sugriwa Prof IGN Sudiana juga menyatakan bahwa sastra di Bali menjadi landasan agama dan budaya di Bali.

“Oleh karena itu sangat tepat, lomba sastra digelar sebagai salah satu cara melestarikan sastra kita, agar generasi muda Bali tidak kehilangan jejak dan identitas dirinya,” imbuh Prof Sudiana. 

UBUD – Pandemi atau Gering Agung tidak boleh menghentikan kreativitas kita dalam bersastra. Justru di masa pandemi, momen untuk “mulat sarira”, terlihat kembali menyala.

Hal tersebut diungkap Dr. AAGN Ari Dwipayana, Pendiri Yayasan Puri Kauhan Ubud plus Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, saat meluncurkan Lomba Sastra Bali.

Bertajuk “Sastra Saraswati Sewana, Pamarisuddha Gering Agung” lomba ini diluncurkan secara virtual Jum’at kemarin (28/5) melalui tayangan langsung di media sosial @purikauhanubud.

Peluncuran dihadiri oleh beragam tokoh masyarakat. Di antaranya Menteri Sekretariat Negara Prof. Pratikno, Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno,

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan, Rektor UHN IGB Sugriwa Prof IGN Sugriwa, dan pejabat eselon lainnya.

“Harapannya melalui lomba ini, kita mendorong akademisi dan penggiat sastra Bali untuk kembali berkarya,” ungkap Ari Dwipayana.

Ari Dwipayana mengatakan, pandemi atau gering agung tak boleh menghentikan kreativitas masyarakat dalam bersastra.

Justru di masa pandemi, kata dia, masyarakat luas akan memiliki momen untuk “mulat sarira” melihat kembali apa yang tengah terjadi.

“Justru di masa pandemi ini, kita akan memiliki momen untuk mulat sarira. Melihat kembali apa yang tengah terjadi,” katanya.

Oleh karena itu, kegiatan ini bertajuk Sastra Saraswati Sewana, Pamarisuddha Gering Agung. Kreasi karya sastra yang dilombakan, antara lain sastra Bali klasik berupa geguritan, kidung, kakawin, dan satua.

“Selain sastra Bali klasik, juga dilombakan sastra modern yakni cerpen dan puisi berbahasa Bali,” sebutnya.

Semua karya sastra yang dilombakan harus karya otentik dengan mengambil tema Gering Agung atau Pandemi Covid-19.

Nantinya, ajang kreasi ini bukan semata-mata perlombaan, tapi akan didahului dengan serangkaian workshop (sastra Bali klasik dan sastra Bali modern)

bagi peserta dengan pengajar yang kompeten, di antaranya Dewa Windhu Sancaya, Gunayasa, Mas Ruscitadewi dan sebagainya.

Pengiriman karya dilakukan pada 14 Juni-1 Agustus 2021, dan penyerahan hadiah akan dilakukan pada 28 Agustus 2021.

Dewan Juri akan memilih 30 karya terbaik, dalam 6 kategori untuk mendapatkan hadiah dana apresiasi dan piagam penghargaan. Masing-masing bisa mendapatkan hadiah hingga 5 Juta Rupiah.

“Para peserta yang berminat agar segera mendaftar melalui Website purikauhanubud.org,” beber Ari Dwipayana.

Menteri Sekretariat Negara Prof. Pratikno mengapresiasi perlombaan ini sebagai sarana untuk memperkaya kesusasteraan Bali.

Seiring dengan diselenggarakannya perlombaan di masa Pandemi, hal ini membuktikan bahwa bencana tidak menghambat produktivitas masyarakat Bali dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan.

“Apalagi pesan-pesan sastra menyampaikan kemuliaan, pesan-pesan indah tentang seni dan budaya, serta menghaluskan jiwa dan membangun keluhuran budi. Sehingga (lomba sastra Bali) ini akan bermakna untuk kemajuan bangsa kita,” ungkap Pratikno.

Rektor UHN IGB Sugriwa Prof IGN Sudiana juga menyatakan bahwa sastra di Bali menjadi landasan agama dan budaya di Bali.

“Oleh karena itu sangat tepat, lomba sastra digelar sebagai salah satu cara melestarikan sastra kita, agar generasi muda Bali tidak kehilangan jejak dan identitas dirinya,” imbuh Prof Sudiana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/