DENPASAR – Liga 1 dan Liga 2 musim ini dipastikan bergulir kembali setelah izin dari pihak kepolisian dan Menpora turun.
Kongres Tahunan PSSI juga sudah dilakukan dengan berbagai regulasi untuk Liga 1 dan Liga 2. Sekarang yang diperlukan adalah bagaimana menggelar Elite Pro Academy (EPA) Liga 1.
Apakah bergulir atau tidak. Para pemain muda juga membutuhkan wadah untuk berkompetisi. Mau tidak mau, harus ada turnamen untuk pemain usia muda.
Beberapa turnamen usia muda di Bali mulai bergeliat. Salah satunya trofeo yang mempertemukan tiga tim yaitu Paradise Football Academy (PFA), Bali United U-16, dan Serpong City.
Serpong City adalah akademi yang dibentuk oleh Pelatih Sulut United dan Tim Sepak Bola PON NTT, Ricky Nelson.
Pertandingan sendiri berlangsung di Lapangan Karya Manunggal Sidakarya, Denpasar. PFA keluar sebagai kampiun setelah berhasil memetik dua kemenangan.
Kemenangan pertama diraih dengan skor 4-0 kontra Serpong City dan bermain imbang 1-1 menghadapi Bali United U-16 arahan Dede Mahatma Dharma.
“Turnamen ini jadi ajang uji coba buat anak-anak. Selama ini kan vakum gara-gara pandemi Covid-19. Kebetulan Serpong City datang ke Bali dan Coach Ricky Nelson ingin ada uji coba
dengan tim-tim di Bali. Akhirnya kami dan Bali United U-16 bersedia untuk bertanding dengan format trofeo,” ujar pendiri PFA I Made Pariasa saat diwawancarai usai pertandingan kemarin.
Apa yang dilakukan pihaknya lanjut Pariasa sudah memenuhi protokol kesehatan yang berlaku agar tidak mengundang keramaian.
Pria yang juga ayah bek Timnas U-16 Arel Priyatna tersebut menganggap trofeo seperti ini bagus. Bukan hanya untuk melihat
perkembangan pemain usia muda, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan daerah meskipun tidak terlalu besar dampaknya.
“Dari segi perekonomian, tentu bisa terangkat. Ini kan bisa dikatakan sebagai sport tourism dari sepak bola. Bisa dilihat, orangtua pemain ikut hadir dan menemani anak mereka ke Bali,” bebernya.
Dia ingin kedepannya banyak turnamen usia muda yang bisa diselenggarakan. Jika tidak, jelas ada penurunan performa yang signifikan untuk pemain.
Disisi lain Pelatih Bali United Youth I Made Pasek Wijaya mengapresiasi adanya turnamen untuk usia muda meskipun hanya bersifat trofeo.
Dia menilai banyak pemain bagus yang terlihat. “Yang bermain ini anak-anak kelahiran 2005, 2006, dan 2007. Seperti Serpong City, meskipun pemainnya tidak lebih tinggi dari PFA dan Bali United,
mereka bermain bagus. Intinya semua pemain perlu jam terbang. Harus perlu diasah terus mental bertandingnya. Semoga kedepannya semakin banyak turnamen seperti ini,” tutupnya.