DENPASAR – Bali mendapatkan harapan ketika adanya rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri (Munas Kadin) 2021 dilaksanakan di Bali untuk pemulihan ekonomi. Sayangnya, perhelatan nasional yang direncanakan besok 2-4 Juni masih simpang siur. Informasi tersiar kencang bahwa lokasi dari semula di Bali pindah ke Indonesia Timur.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace mengaku belum secara resmi mendapatkan mengenai pembatalan Munas Kadin di Bali. Namun, dia sebagai pemimpin Bali berharap Munas Kadin tetap dilaksanakan di Pulau Dewata.
“Melihat semangat pariwisata Bali, tetap usaha bisa dilaksanakan di Bali,” ucapnya saat ditemui usai Rapat Paripurna di DPRD Bali kemarin ( 31/5).
Harapan itu untuk pertumbuhan ekonomi. Ia mengaku tidak melihat kepentingan lain. Cok Ace menyatakan tidak mencampuri polemik apa yang terjadi di internal Kadin. “Kami tidak melihat aspek yang lain. Tentu pertimbangan kepanitian lain, tapi kami lihat perspektif pariwisata,” ujar Pria yang juga Ketua PHRI DPD Bali ini.
Rencana pembukaan pariwisata pun masih berharap sesuai rencana yakni pada bulan Juli 2021 mendatang. Cok Ace menyebutkan bahwa pemerintah pusat sendiri menurutnya cukup intens melakukan berbagai kajian dan evaluasi terkait rencana pembukaan Bali sendiri, sehingga pihaknya masih menaruh optimis bisa dibuka sesuai rencana.
“Sampai sekarang belum ada perubahan, harapan kita di Bulan Juli, pemerintah pusat sangat intens selalu melihat kembali, mengevaluasi, sehingga rencana itu bisa berjalan sesuai rencana,” katanya.
Diwawancarai terpisah, menurut Ketua Komisi III Anggota DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana semestinya Kadin melaksanakan apa yang menjadi komitmennya tanpa melihat apa yang terjadi di dalam tubuh atau persaingan yang terjadi. “Saya melihat Kadin semestinya melaksanakan apa yang menjadi komitmennya tanpa melihat apa yang terjadi dalam tubuh ataupun persaingan yang terjadi (kabarnya demikian),” ucap Politikus PDIP ini.
Lebih lanjut dikatakan, Kadin melihat terpilihnya Bali dipilih menjadi venue munas karena turut dalam upaya menyelamatkan Bali, Selain itu, dari kesiapan akomodasi serta sudah tersertifikasi CHSE (Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Ramah lingkungan).
“Pemprov Bali tidak dalam kapasitas meminta minta atau lobi, tapi sebagai entitas bangsa kamar dagang indonesia semestinya bertindak lebih bijak,” harapnya.
Data kedatangan wisatawan domestik, kedatangan penumpang domestik usai lebaran melonjak setelah lebaran mulai 18 Mei mencapai 9.349. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa saat diwawancarai Jawa Pos Radar Bali kemarin ( 31/5).
Lanjutnya, jumlah kedatangan penumpang domestik pada 19 Mei di angka 7.518 dan turun pada tanggal 25 Mei dengan jumlah 5.134. Data terakhir 29 Mei jumlah kedatangan domestik ke Bali 9.329 orang.
“Saat pelarangan mudik itu yang kedatangan nya rendah karena instruksi pemerintah tidak boleh keluar provinsi,” ucapnya.