JIMBARAN – Di kursi pelatih Bali United, tidak hanya sosok Stefano Teco Cugurra yang berasal dari Negeri Samba, tapi masih ada Marcelo Pires sebagai pelatih kiper dan Antonio Claudio sebagai asisten pelatih berlisensi B AFC.
Sementara di posisi pemain, ada Willian Pacheco dan Diego Assis. Pertanyaannya, bisakah mereka (kecuali Teco dan Pacheco
yang sudah sejak 2019 bersama Bali United) membawa Bali United berbicara banyak di dua kompetisi resmi yang dilakoni Serdadu Tridatu musim ini?
Semua itu akan terjawab tuntas saat AFC Cup yang tinggal tersisa 27 hari lagi. Yang jelas, ujian Coach Teco dan The Brazilian Connections di Serdadu Tridatu musim ini bukanlah Piala Menpora.
Piala Menpora sebagai turnamen pra musim hanya menjadi tolak ukur dan evaluasi sebelum menatap kompetisi resmi.
Coach Teco mengungkapkan jika lolos fase grup menjadi target utama. “Dari manajemen target lolos grup dan kami harus persiapan yang benar,” terang Coach Teco.
Sekarang, kembali lagi kedalam skuad yang dihuni dua pemain dan tiga pemain asal Brasil. Diluar sana, ada selentingan yang mengatakan jika dua asistennya atas rekomendasinya.
Namun benarkah demikian? Tanpa ditanya, Coach Teco menjelaskan bahwa pihak manajemen menginginkan asisten pelatih yang profesional.
Apalagi setelah Andrew Keith Peterson dan Eko Purdjianto meninggalkan Bali United. “Ini situasi biasa dalam industri sepak bola.
Manajemen meminta beberapa pelatih profesional. Pelatih kiper kosong dan manajemen meminta orang Brasil dan Marcelo yang datang,” kata Coach Teco.
“Eko (Purdjianto) ke Solo (Persis) dan ada rekomendasi pelatih. Dia (Antonio Claudio) sudah kerjasama dengan saya di Persija
sebagai asisten pelatih dan di Thailand waktu masih jadi pemain. Semua permintaan dari manajemen,” pungkasnya memberi alasan.