RadarBali.com – Gunung Agung saat ini dalam kondisi Siaga, namun aktifitasnya terbilang masih cukup tinggi.
Kasubdit Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana mengatakan, peluang meletus dan tidak meletus fifty fifty atau sama besar.
Menurutnya, aktifitas sekarang ini belum sepenuhnya turun. Kegempaan yang terus terjadi saat ini manandakan aliran magma terus berusaha naik membombardir dinding kawah yang membatu.
“Hanya saja energi yang ada masih lemah sehingga belum bisa menjebol sumbatan tersebut,” ujar Devy Kamil Syahbana.
Belakangan ini selaian tremor juga muncul gampa low frekwensi. Gempa ini menurut Davy mirip dengan tremor hanya saja masih tunggal.
Jika gempa low frekwensi terus terjadi, makan akan terjadi tremor. “Jika tremor terjadi terus menerus sampai 20 menit keatas, itu tandanya cukup serius dan mengarah ke erupsi,” bebernya.
Sementara gempa low frekwensi yang keluar beberapa waktu lalu dibarengi dengan gempa embusan merupakan pelepasan gas dari kawah ke atas.
Hal ini menandakan kalau kawah sudah mulai terbuka namun hanya sedikit. “Ya sudah mulai terbuka namun masih kecil,” ujar Devy di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem, kemarin.
Hal ini juga ditunjukan dengan keluarnya asap dari kawah hunung. Hal itu manandakan aktifitas masih cukup tinggi.
Devy juga menjelaskan kalau pergerakan magma dari bawah ke atas masih terus terjadi. Ini dibuktikan dengan masih adanya gempa vulkanik dalam dan dangkal.
Bahkan magma pada ketinggian 5 km masih ada disana. Magma juga masih ada di sepanjang saluran pipa magma.
“Kalau tremor yang tinggal itu namanya gempa low frekwensi,” bebernya. Jika kondisi sudah terbuka dan sudah sempat terjadi erupsi maka gempa low frekwensi seperti ini akan lebih sering terjadi.