DENPASAR, Radar Bali– Proses penjaringan dan penyaringan mulus, pemilihan Rektor Universitas Udayana 2021-2025 sudah di depan mata, Selasa, 6 Juli 2021. Sidang Tertutup Penyaringan Calon Rektor Unud, Senin (26/4) di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Jimbaran mengerucut pada 3 dari 5 nama hasil penjaringan. Berdasarkan hasil pengundiangan nomor urut Calon Rektor dimaksud adalah nomor urut 1 Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT(K) (Fakultas Kedokteran); nomor urut 2 Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng (Fakultas Teknik); dan nomor urut 3 Dr. I Wayan Budiasa, SP.,MP. (Fakultas Pertanian).
Jelang hari penentuan nakhoda Unud penerus tongkat estafet kepemimpinan Prof. Anak Agung Raka Sudewi (2017-2021), sejumlah harapan muncul. Salah satunya diutarakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud, Prof. Dr. dr. Luh Ketut Suryani, MD, PhD. Akademisi sekaligus psikiater pendiri Suryani Institute Mental Health (SIMH) tahun 2005 itu menilai Unud membutuhkan sosok pemimpin yang humble (rendah hati), kreatif, dan mau memunculkan hal-hal yang baru.
“Bali punya keunikan tersendiri. Bisakah itu dimunculkan sehingga dunia internasional tetap melihat Bali bukan karena Indonesia, tapi karena Balinya? Ilmuan-ilmuan asing sangat tertarik dengan Bali. Keunikan Bali, bisa tidak (Rektor Unud terpilih, red) memunculkan hal itu?” tanya wanita berusia 77 tahun itu. Prof. LK Suryani menyebut dalam konsep Bali melihat manusia ada roh, mind-body manusia, dan lingkungan. “Kalau pakai konsep Barat kan cuma mind-body saja. Di sini keunikan Bali itu. Jadi, bisa tidak menggunakan konsep spiritual di dalam menghadapi sesuatu?” ungkapnya.
Prof. Suryani juga berharap Rektor Unud (2021-2025) terpilih mampu mendongkrak posisi Unud yang sesuai Webometrics Ranking of World Universities 2021 (badan riset publik terbesar di Spanyol, red) menduduki posisi 42, jauh dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta di posisi pertama. “Sarjana Unud hebat-hebat, tapi bisa tidak di dalam keilmuan dimasukkan unsur-unsur tradisional yang sejatinya bisa dikupas secara ilmiah? Ini menjadi hal unik. Tidak banyak yang memikirkannya,” urai wanita yang dikaruniai enam anak laki-laki itu.
Lebih jauh, Prof. LK Suryani mendorong Unud tak berpuas diri menjadi kampus lokal, melainkan mendunia. Hal itu ungkapnya hanya bisa terwujud bila perbaikan sistem dilakukan. Dosen-dosen harus memiliki wawasan luas lokal namun mendunia. Wilayah spiritual Bali, tegasnya menjadi perhatian serius dunia internasional. “Jangan dianggap itu tahayul. Tantangan ke depan adalah bisa tidak ilmuan-ilmuan Unud melakukan pengujian soal ini. Membuat kajian ilmiah. Kalau ini bisa dikemas dengan pandangan-pandangan Barat, maka hasilnya akan luar biasa,” ungkapnya.
Dipertegas soal sosok Calon Rektor Unud 2021-2025, Prof. LK Suryani mengaku mengenal Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp.B., Sp.OT (K) yang kini mengemban amanat sebagai Dekan FK Unud. “Orangnya sangat humble, cepat membantu tanpa memandang orang itu dia kenal atau tidak. Yang senior-senior dia perhatikan sekali. Jarang kan yang ingat dengan dosen-dosennya yang dulu? Secara personal kelihatan dia (Prof. Suyasa, red) sangat menghargai orang lain. Bisa ditanya bagaimana kalau orang minta bantuan ke dia. Cepat tanggap. Waktu kami melihat senior kami, Prof. Arya waktu di rumah sakit opname tidak ada yang ngeh, saat ditelepon dia cepat tanggap. Saya menilai sangat bagus. Biasanya kalau dosen sudah tidak bekerja, sudah tidak ada yang peduli. Prof. Suyasa sangat menghargai pendahulunya, gurunya. Kita menginginkan rektor yang seperti itu sehingga bisa merangkul dosen-dosen lain untuk mau berjuang, berkarya, dan menjalin hubungan luar negeri yang sangat ingin mempelajari Bali,” ungkapnya.