DENPASAR – Belum jelasnya venue grup G AFC Cup berdampak pada skuad Serdadu Tridatu. Kondisi seperti saat ini tidak efektif bagi perkembangan tim.
Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra pun langsung melontarkan protes kepada AFC. “Seharusnya waktu lebih cepat (diketahui lokasi pertandingan) lebih bagus dan bisa membuat
pemain fokus di pertandingan. Kami sampai sekarang hanya tahu lawan dan tanggal bermain saja. Kami belum tahu dimana bermain,” ungkap Coach Teco.
“Kami harus tahu dimana bermain dan mulai merencanakan kapan berangkat ke lokasi pertandingan. Misalnya di negara lain,
kami harus tahu bagaimana cuaca disana dan tahu kapan waktu ideal untuk berangkat,” tambah pelatih berpaspor Brasil tersebut.
Mengenai regulasi AFC Cup, Teco mengaku tidak ada masalah. Hanya saja dia harus memanfaatkan dengan baik peluang dalam setiap pertandingan karena hanya tiga pertandingan saja yang digelar di fase grup.
Berbeda dengan AFC Cup sebelumnya yang menggelar enam pertandingan dengan sistem home – away. Otomatis, peluang dari masing-masing klub semakin menipis dengan hanya bermain dalam tiga pertandingan.
“Tahun ini berbeda dari sebelumnya. Kami bermain tiga kali. Waktu bisa main enam kali, bisa lebih bagus. Tapi, kami mengerti situasi kompetisi ditengah pandemi.
Mau tidak mau, kami harus berada di hotel selama 14 hari untuk karantina dan ini tidak bagus,” ucapnya.
Dengan regulasi karantina 14 hari, maksimal Bali United harus berada di negara tuan rumah maksimal pada 14 Juni mendatang karena mereka harus berlatih setidaknya tiga hari sebelum pertandingan.
Jika bermain di Indonesia, hal sama dilakukan klub lain karena kebijakan pemerintah berubah bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari lima hari menjadi 15 hari.
Atau terburuknya adalah AFC Cup zona Asia Tenggara tertunda kembali meskipun zona Timur Tengah di grup A, B, C, E, dan F sudah menggelar tiga pertandingan.
Dengan kondisi seperti ini, sudah seharusnya manajemen Bali United dan PSSI proaktif untuk menanyakan ke AFC terkait lokasi pertandingan.