NUSA DUA – Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-7 kembali digelar tahun ini. Acara yang digelar selama dua hari itu dimulai pada Kamis kemarin (10/6) hingga Jumat hari ini (11/6) di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua.
Ketua Panitia BBTF 2021 sekaligus ketua ASITA Bali I Ketut Ardana mengatakan, BBTF sebagai ajang pertemuan bisnis ke bisnis dalam industri pariwisata nasional dan internasional,
ikut mengambil peran penting dalam penyampaian informasi dan edukasi masyarakat dan rekan kerja luar negeri (buyers) yang akan mengirimkan wisatawan ke Indonesia.
“BBTF ini diselenggarakan secara online dan offline adalah hal pertama kali dilakukan oleh panitia menyesuaikan situasi pandemi.
Ke depannya, jika pandemi sudah berakhir maka panitia akan menyelenggarakan event BBTF secara offline, hal ini untuk menjaga reputasi menyelenggarakan event bertaraf international.
Nama baik Bali dan Indonesia harus tetap dijaga dan pertaruhkan,” kata I Ketut Ardana dalam acara pembukaan BBTF, Kamis kemarin (10/6).
BBTF kali ini menarik lebih dari 145 sellers dari 14 Provinsi di Indonesia. Mulai dari Bali, Jakarta, Lampung, Sumatera Utara,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
“Ada 192 buyers terdaftar dari 20 negara. Tahun ini paling banyak berasal dari Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan,” imbuh Ardana.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizky Handayani yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan, event BBTF berjalan dengan protokol kesehatan.
“Satu, untuk menunjukan kegiatan ini berjalan dengan protokol kesehatan. Karena ini dunia ke depan seperti ini. Kita nggak tahu sampai berapa tahun. Kalau kita diam menunggu covid hilang, nanti keburu tewas,” kata Rizky Handayani.
Lalu, yang kedua, kata dia, bahwa BBTF juga sebagai langkah bagaimana Bali menunjukan kepada dunia bahwa pariwisatanya mulai bergerak.
“Kita tunjukan pada dunia bahwa kita mulai bergerak. Rasa optimisme, semangat membuat orang lain juga ikut semangat.
Jadi, saya sebagai pribadi, saya pikir Bali harus bersama orang Bali sendiri untuk bangkit,” tandasnya sembari menyarankan agar pemerintah
di Bali juga perlu berkolaborasi dengan pemerintah di daerah lain untuk bersama membangkitkan kembali geliat pariwisata di Indonesia.