SINGARAJA – RSUD Buleleng mulai menyusun skema penambahan kapasitas ruang perawatan, bagi pasien covid-19.
Manajemen rumah sakit bahkan sudah menyiapkan skema terburuk, bila rumah sakit harus difokuskan untuk penanganan covid.
Tren lonjakan kasus covid-19 yang terjadi di Pulau Jawa, terus dipantau manajemen rumah sakit. Mengingat interaksi dan lalu lintas penduduk dari dan menuju Pulau Jawa sangat intens.
Sehingga transmisi kasus baru terus diawasi secara ketat. Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah skema dalam penanganan covid.
Terutama apabila terjadi lonjakan kasus. Ia memastikan RSUD Buleleng berupaya semaksimal mungkin menangani kasus covid. Sebab RSUD telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan covid oleh Kementerian Kesehatan.
“Kami sudah lakukan persiapan infrastruktur. Siapkan ruangan dan jumlah tempat tidur. Termasuk mitigasi petugas.
Kondisi imun tenaga medis kami terus kami cek, mencegah adanya kemungkinan infeksi,” kata Arya saat ditemui di RSUD Buleleng kemarin.
Saat ini RSUD Buleleng mengklaim telah menyiapkan sedikitnya 90 tempat tidur untuk perawatan kasus covid. Total ada tiga ruang bangsal perawatan yang disiapkan.
Yakni Bangsal Lely, Mahottama, dan Jempiring. Sementara pasien covid yang dirawat kemarin, hanya berjumlah 9 orang.
Meski jumlah pasien yang menjalani perawatan terbilang sedikit, manajemen tak mau bersantai. Sebab kasus covid-19 sangat fluktuaktif.
Arya bahkan menyebut manajemen rumah sakit telah menyiapkan skenario terburuk, apabila kasus covid-19 melonjak. Yakni menjadikan seluruh bangsal di rumah sakit sebagai lokasi perawatan pasien covid.
“Karena sudah diatur Undang-Undang Wabah. Jadi harus fleksibel mengatur ruang perawatan. Kemungkinan terburuk ya semua ruangan digunakan untuk covid.
Karena status kami rumah sakit rujukan covid. Untuk pasien lain, kami akan komunikasikan dengan rumah sakit lain agar merawat pasien yang non covid. Mudah-mudahan skenario ini tidak terjadi,” tukasnya.