27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 21:09 PM WIB

Halau Serangan Monyet, Petani Bakas Tak Boleh Terlambat ke Sawah

SEMARAPURA – Petani di wilayah Desa Bakas, Kecamatan Banjarangan hingga saat ini masih dibayang-bayangi serangan hama monyet.

Sebab bila lengah, kawanan monyet yang datang dengan kondisi kelaparan tidak segan-segan merusak tanaman para petani.

Salah seorang petani, Wayan Malendra saat ditemui di lahan pertaniannya di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan,

ketika sedang mengusir kawanan monyet yang memanjat pohon kelapa, menuturkan, serangan hama monyet terhadap pertanian di Desa Bakas telah terjadi cukup lama.

Bila tidak terpantau oleh petani, kawanan monyet mampu menghancurkan tanaman para petani.

“Kelapa, pisang, pepaya, bahkan padi bisa habis kalau tidak dihalau. Petani di sini juga tanam pandan. Daun pandannya juga dimakan monyet. Apa saja dimakan sama monyet-monyet itu kalau lagi lapar,” ungkap Malendra.

Tidak setiap hari, menurutnya, kawanan monyet mendatangi lahan para petani tidak menentu. Lantaran kawanan monyet berpindah-pindah tempat untuk mencari makan.

Agar tidak kecolongan, ia pun menjaga lahan pertaniannya setiap hari mulai pukul 06.30. “Monyet biasanya datang ke lahan saya 2-3 kali per bulan.

Datangnya pagi-pagi dan siang sudah tidak ada lagi. Sehingga pukul 06.30 saya sudah harus ada di sawah. Apalagi saya sekarang sedang menanam pepaya. Monyet-monyet itu suka sekali sama pepaya,” katanya.

Diungkapkannya, lahan pertaniannya yang ditamani pohon pepaya sejak 4 bulan lalu beberapa kali disatroni kawanan monyet.

Lantaran terlambat datang ke sawah, beberapa pohon pepayanya rusak oleh ulah monyet. Sehingga ia beberapa kali mengganti pohon pepaya yang rusak dengan yang baru.

“Kalau terlambat sedikit ke sawah, pasti ada saja pohon yang rusak. Seharusnya pohon pepaya saya sudah berbuah semua,

tetapi sekarang ada yang berbuah dan ada yang masih kecil karena baru saja di tanam mengganti pohon pepaya yang dirusak monyet,” terangnya.

Meski ulah kawanan monyet itu merugikannya, ia mengaku tidak berniat membinasakan salah satu hama petani itu.

Menurutnya, semua makhluk memiliki hak untuk hidup, sehingga ia memilih menghalau monyet dengan cara berteriak.

SEMARAPURA – Petani di wilayah Desa Bakas, Kecamatan Banjarangan hingga saat ini masih dibayang-bayangi serangan hama monyet.

Sebab bila lengah, kawanan monyet yang datang dengan kondisi kelaparan tidak segan-segan merusak tanaman para petani.

Salah seorang petani, Wayan Malendra saat ditemui di lahan pertaniannya di Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan,

ketika sedang mengusir kawanan monyet yang memanjat pohon kelapa, menuturkan, serangan hama monyet terhadap pertanian di Desa Bakas telah terjadi cukup lama.

Bila tidak terpantau oleh petani, kawanan monyet mampu menghancurkan tanaman para petani.

“Kelapa, pisang, pepaya, bahkan padi bisa habis kalau tidak dihalau. Petani di sini juga tanam pandan. Daun pandannya juga dimakan monyet. Apa saja dimakan sama monyet-monyet itu kalau lagi lapar,” ungkap Malendra.

Tidak setiap hari, menurutnya, kawanan monyet mendatangi lahan para petani tidak menentu. Lantaran kawanan monyet berpindah-pindah tempat untuk mencari makan.

Agar tidak kecolongan, ia pun menjaga lahan pertaniannya setiap hari mulai pukul 06.30. “Monyet biasanya datang ke lahan saya 2-3 kali per bulan.

Datangnya pagi-pagi dan siang sudah tidak ada lagi. Sehingga pukul 06.30 saya sudah harus ada di sawah. Apalagi saya sekarang sedang menanam pepaya. Monyet-monyet itu suka sekali sama pepaya,” katanya.

Diungkapkannya, lahan pertaniannya yang ditamani pohon pepaya sejak 4 bulan lalu beberapa kali disatroni kawanan monyet.

Lantaran terlambat datang ke sawah, beberapa pohon pepayanya rusak oleh ulah monyet. Sehingga ia beberapa kali mengganti pohon pepaya yang rusak dengan yang baru.

“Kalau terlambat sedikit ke sawah, pasti ada saja pohon yang rusak. Seharusnya pohon pepaya saya sudah berbuah semua,

tetapi sekarang ada yang berbuah dan ada yang masih kecil karena baru saja di tanam mengganti pohon pepaya yang dirusak monyet,” terangnya.

Meski ulah kawanan monyet itu merugikannya, ia mengaku tidak berniat membinasakan salah satu hama petani itu.

Menurutnya, semua makhluk memiliki hak untuk hidup, sehingga ia memilih menghalau monyet dengan cara berteriak.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/