DENPASAR – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara kembali menggelar Patroli Terkoordinasi (Patkor) di langit Bali.
Empat pesawat tempur bermesin turboprof EMB-314 Super Tucano melaksanakan latihan terbang jelajah yang diawaki Pilot andalan TNI Angkatan Udara.
Pesawat tempur itu sudah berada di Lanud I Gusti Ngurah Rai sejak Selasa 22 Juni 2021 lalu.
Danlanud I Gusti Ngurah Rai Kolonel Pnb Reza Ranesa, mengatakan, jet tempur bermesin turboprof EMB-314 Super Tucano terbang jauh
dari kandangnya Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, ke Bali dalam rangka latihan terbang jelajah bagi para pilot andalan TNI Angkatan Udara.
Diketakannya, langit Bali merupakan salah satu rute yang dilewati, yang kemudian mendarat di Lanud I Gusti Ngurah Rai, sebagai salah satu pangkalan operasi Korps II TNI AU.
“Mesin tempur pabrikan Embraer Defense System asal Brasil ini merupakan bagian dari dari Skadron Udara 21 dibawah Wing II Lanud Abdulrahman Saleh,” ungkap Danlanud I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Reza Ranesa.
Terbang Jelajah adalah siklus latihan bagi para penerbang untuk berlati di luar area pangkalan mereka sendiri.
Seperti latihan navigasi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam kurikulum pembinaan pelatihan, bagi penerbang khususnya Super Tucanoucano.
“Usai mendarat di sini, mereka akan kembali ke pangkalannya,” tambahnya. Rute penerbangannya pun menyesuaikan rute penerbangan normal.
Mulai dari Lanud Abdulrahman Saleh ke Bali melalui jalur selatan dan kembalinya ada dua pilihan yakni sama-sama dari jalur selatan ataupun bisa dari jalur utara dengan tetap sesui penerbangan komersial lainnya.
Untuk diketahui, jet temput Super Tucano sendiri disebut memiliki kemampuan Counter Insurgency (COIN) yang dapat terbang rendah.
Didesain sebagai pesawat anti gerilya untuk mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak, sehingga membuat Indonesia kepincut dan memboyong 16 unit pada 2012 silam.
Pesawat ini dilengkapi dengan dua senjata mesin berat (SMB) yakni senapan organik kaliber 2.7 mm jenis FN Herstal M3P yang dapat diisi munisi penembus lapis baja di kedua sayapnya.
Terdapat lima cantelan dengan total berat yang dibawa mencapai 1500 kilogram. Super Tucano juga mempunyai cantolan bom dapat diisi beberapa jenis bom seperti MK-81/MK-82, bom cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser sekelas Maverick.
Untuk duel udara dapat membawa rudal anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha.
Sedangkan untuk sistem pertahanan diri, dilengkapi RWR (Radar Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System), dan Chaff/Flare dispanser.
Kedatangan pesawat tempur pesawat berwajah sangar tepatnya moncong hiu yang dihiasi gigi tajam itu disaksikan para siswa Paud Jalak Lanud I Gusti Ngurah Rai.
“Anak-anak paud tadi merupakan siswa yayasan di bawah TNI AU. Kami ingin mengedukasi siswa-siswi dengan mengenalkan
juga membina sejak usia dini, sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan kecintaan terhadap alutsista negara,” pungkasnya. (