RadarBali.com – Hardys Retail yang kabarnya pailit, rupanya, telah diakuisisi sahamnya oleh PT Arta Sedana Retailindo.
Bahkan akuisisi tersebut telah dilakukan sejak bulan Desember 2016 lalu. Sejak saat itu pula, PT Arta Sedana Retailindo mengambil alih seluruh pengelolaan outlet Hardys Retail yang tersebar di sejumlah daerah di Bali.
President Director PT Arta Sedana Retailindo Agoes P. Adhie mengatakan, ada 13 outlet yang diambil alih pengelolaannya dari tangan Gede Agus Hardyawan.
Namun, dari 13 outlet, satu outlet dipastikan tutup. Yakni outlet Hardys di Karangasem. Menurut Agoes, penutupan outlet Hardys di Karangasem bukan karena pailit, tapi lantaran status Gunung Agung.
“Tidak ada hubungannya dengan pailit. Murni akibat Gunung Agung yang dinaikkan statusnya kemarin,” ujar Agoes kemarin.
Disinggung mengenai nilai investasi yang dikeluarkan untuk mengakuisisi seluruh saham Hardys Retailindo, dia enggan mengungkapkan.
“Kalau untuk jumlah dana yang dikeluarkan nggak perlu saya sampaikan itu,” katanya. Yang jelas, kata dia, PT Arta Sedana Retailindo punya pertimbangan mengambil alih saham Hardys Retailindo.
Yakni, karena prospeknya yang menjanjikan. Terlebih brand Hardys di masyarakat Bali sudah sangat melekat.
Potensi itu yang dilihat Arta Sedana selaku pemain retail di Bali dengan mengambil alih saham Hardys Retailindo ini.
“Kami murni ingin mengembangkan usaha dari Arta Sedana saja,” tegasnya. Agoes menambahkan, saat ini masih ada 1.100 karyawan yang tetap bekerja seperti biasa.
Untuk penutupan retail di wilayah Karangasem beberapa waktu lalu, dia memastikan tidak ada PHK. “Kami alihkan para karyawan yang di Karangasem ke toko yang lain,” tandasnya.
Ke depan, Arta Sedana akan merambah ke pasar online. Karena dengan adanya kemajuan teknologi yang sebagian besar masyarakat bersentuhan dengan internet,
terdapat sedikit pergeseran konsumsi masyarakat terhadap barang memanfaatkan online. “Arah kami memang akan kesana (online). Kalau disediakan online, masyarakat akan lebih terbantu juga,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Bali I Gusti Ketut Sumardayasa menyatakan, kabar Hardys pailit bukan lantaran peralihan dari konvensional.
Menurutnya, saat ini masyarakat lebih banyak beralih kepada prilaku jalan-jalan dan membelanjakan uang untuk makan di restoran.
“Jadi kalau mau belanja retail paling seperlunya. Karena uang yang sebelumnya digunakan untuk berbelanja di retail kini lebih banyak digunakan untuk plesir atau nongkrong di restoran,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Gede Agus Hardyawan belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi melalui sambungan telepon di nomor 08123812xxx tidak ada jawaban