RadarBali.com – Teka-teki sikap Koalisi Rakyat Bali (KRB) pada Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang mulai tersibak.
Hasil koordinasi terakhir, koalisi delapan partai politik menguat pada duet IB Rai Dharmawijaya Mantra – I Ketut Sudikerta (Dharma-Kerta).
Paket ini bahkan digadang-gadang menjadi lawan tangguh paket Koster – Cok Ace yang dideklarasikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Sabtu (11/11) lalu.
Ketua Pemenangan Bali-Nusra DPP Partai Golkar AA Adhi Mahendra Putra adalah orang pertama yang mengonfirmasi paket Dharma – Kerta bakal menjadi lawan paket Koster – Cok Ace.
“Golkar tidak memiliki target harus nomor satu atau dua. Target Golkar dan KRB adalah menang. Masalah posisi, kita serahkan ke kandidat,” kata Adhi Mahendra.
“Kekuasaan bukanlah yang utama. Yang utama bagi kami adalah bagaimana berbuat terbaik untuk masyarakat. Kekuasaan bukan tujuan, tapi alat untuk mensejahterakan masyarakat,” tandasnya.
Khusus menyoal sosok I Ketut Sudikerta, Adhi menyebut Wakil Gubernur Bali masa bhakti 2013-2018 itu tidak haus kekuasaan.
“Saya menyelami kiprah Pak Sudikerta. Pak Sudikerta itu adalah seorang negarawan sejati, tidak haus kekuasaan,” pujinya.
Adhi Mahendra berkiblat pada hajatan politik empat tahun silam kala Sudikerta berpasangan dengan Made Mangku Pastika yang diusung oleh Partai Demokrat.
“Saat itu Pak Sudikerta juga sebagai Ketua DPD Golkar Bali. Golkar meraih suara terbanyak saat itu. Tapi kenapa mau diposisi dua berpasangan dengan Bapak Mangku Pastika?
Ini adalah suatu cerminan bahwa Pak Tut Sudikerta adalah seorang negarawan sejati yang tidak haus jabatan, tidak haus kekuasaan,” tegasnya.
Yang pasti, kata dia, KRB dan Partai Golkar masih memberikan waktu kepada Sudikerta untuk berkomunikasi dengan calon pasangan calonnya (Rai Mantra, red) sesuai dengan aspirasi yang lahir di tubuh koalisi.
Kapal dideklarasikan? “Rencananya kami deklarasi, Senin (20/11) besok. Mudah-mudahan tidak ada halangan apapun sehingga agenda kita bisa terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan,” tegasnya.