RadarBali.com – Beberapa ruas jalan di Kabupaten Buleleng, terancam tak bisa diperbaiki pada tahun 2018. Salah satu jalan yang gagal diperbaiki adalah Poros Silangjana-Sudaji.
Gara-garanya, perolehan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2018 terjun bebas. Pemerintah pun harus menyusun skala prioritas perbaikan infrastruktur jalan tahun depan.
Pada tahun 2018, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng, memasang target perolehan DAK sebanyak Rp 78 miliar.
Setelah lobi-lobi, Buleleng hanya mendapatkan DAK sebesar Rp 31 miliar untuk tahun 2018 mendatang. Jumlah itu merosot tajam jika dibandingkan alokasi DAK tahun 2017 yang mencapai Rp 64,7 miliar.
Konon penurunan DAK itu terjadi karena pemerintah pusat mengalihkan dana untuk perbaikan infrastruktur jalan.
Seperti pembangunan jalan tol dan jalan lintas provinsi. Dampaknya dana perbaikan infrastruktur di daerah pun harus dikepras.
Kepala Dinas PUPR Buleleng, Ketut Suparta Wijaya mengatakan pembagian DAK itu tak seluruhnya bisa digunakan untuk perbaikan infrastruktur.
Dana itu harus dibagi-bagi lagi untuk perbaikan infrastruktur lainnya. Yakni Rp 19 miliar untuk infrastruktur jalan, irigasi Rp 4,9 miliar, dan air minum Rp 5,4 miliar.
Menurut Suparta, instansi yang ia pimpin setidaknya membutuhkan anggaran Rp 48 miliar. Anggaran itu akan digunakan memperbaiki jalan, rehabilitasi pasca bencana, serta perbaikan irigasi.
Kekurangan anggaran dari DAK rencananya akan diajukan pada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
“Dengan perolehan DAK yang sekarang ini, kami harus berhitung lagi. Kami masih usulkan ke TAPD, bisa nggak anggaran kami ditambah. Mudah-mudahan hasil rasionalisasi dari instansi lain bisa dialihkan pada kami,” kata Suparta.
Khusus untuk bidang infrastruktur, dana itu akan dialokasikan untuk perbaikan Jalan Poros Klandis senilai Rp 3,5 miliar, Jalan Lebah Siung-Pancoran senilai Rp 3,5 miliar, dan Jalan Bujak-Sepang Kelod Rp 4 miliar.
Selain itu ada pula anggaran perbaikan Jembatan Bungkulan senilai Rp 3 miliar dan Jembatan Manusesa senilai Rp 2 miliar. Kedua jembatan itu hanyut diterjang banjir bandang saat bencana terjadi Februari lalu.
Sementara jalan yang terancam tak diperbaiki yakni Jalan Silangjana-Sudaji dan Jalan Ambengan-Pebantenan.
“Kami masih menunggu dari TAPD bagaimana. Kalau tidak ada dana tambahan, ya terpaksa kami pakai skala prioritas. Mana yang benar-benar urgent, itu yang kami perbaiki dulu karena dana terbatas,” tandas Suparta.