RadarBali.com – Sampah kiriman kini mengintai wilayah pesisir Buleleng. Debit air dari kawasan hulu yang mengalir ke pantai, ternyata membawa banyak material berupa kayu dan sampah plastik.
Sampah-sampah itu akhirnya meluber di sekitar kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Bahkan sampah bisa tertambat hingga wilayah Kampung Baru.
Masalah sampah di sekitar Eks Pelabuhan Buleleng memang menjadi masalah klasik. Tiap musim penghujan datang, pantai akan dipenuhi dengan sampah-sampah kiriman dari hulu.
Kebanyakan berupa sampah plastik. Sebagian lainnya potongan-potongan kayu yang bisa dimanfaatkan menjadi kayu bakar.
Tak tanggung-tanggung jumlah sampah yang terdampar di kawasan itu mencapai 48 kubik per hari. Jumlah itu setara dengan enam truk sampah.
Luberan sampah itu bisa makin banyak, bila air dari arah hulu semakin besar. Petugas kebersihan harus bahu membahu sejak pagi hingga siang hari melakukan pembersihan.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahaya Beracun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Buleleng, Dewa Ketut Armika mengatakan,
selama musim penghujan ini ada 20 orang petugas kebersihan yang disiagakan di wilayah pesisir. Mereka disebar mulai dari Pura Segara Desa Pakraman Buleleng hingga ke Pantai Kubujati.
Menurut Armika, setiap musim penghujan, sampah di sekitar muara Tukad Buleleng sudah pasti melonjak.
“Biasanya sampah dari hulu itu akan bermuara ke sini. Akhirnya terdampar mulai dari pelabuhan sini, sampai ke Kubujati,” kata Armika.
Ia menghimbau masyarakat yang tinggal di wilayah hulu tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi sampai membuang sampah di sungai.
Pasalnya sampah-sampah itu, selain menyumbat aliran air, juga akan mengotori wilayah pantai. Padahal kawasan Eks Pelabuhan Buleleng menjadi primadona pariwisata bagi warga Buleleng