25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:34 AM WIB

Hujan Abu, Gelombang Pengungsi Kembali Serbu Denpasar

RadarBali.com – Setelah  terjadi letusan freatik, gelombang pengungsi Gunung Agung kembali terjadi. Sebagian pengungsi asal  Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, memilihkembali mengungsi ke GOR Kompyang Sujana, Denpasar.

Pengungsi yang kembali datang itu sebanyak 29 orang. Mereka memilih mengungsi karena menghindari bau belereng menyengat seperti karbit.

Bau itu dari asap yang diembuskan gunung. Bahkan, abu yang turun dari puncak Gunung Agung sempat mengganggu kegiatan masyarakat setempat.

Ida Ayu Putri, warga lereng Gunung Agung asal Desa Ababi, sampai di Posko Kompyang Sujana Denpasar  pukul 01.00 kemarin.

Dia mengaku datang ke Denpasar karena takut hujan abu dan asap yang dikeluarkan dari Gunung Agung. “Takut saya. Apalagi, saya ada anak kecil,” ucapnya.

Dayu Putri yang memiliki bayi berumur 10 bulan ini,  lebih memilih mengungsi ke Denpasar, karena sebelumnya sudah pernah mengungsi di Gor Kompyang Sujana.

Sehingga otomatis pihaknya tidak perlu mendaftar dan diperbolehkan kembali lagi.  Dia datang bersama sanak keluarganya dengan menggunakan truk ke Denpasar, berangkat pukul  23.00 dan sampai di posko pukul 0.1.00.

Dayu mengetahui informasi Gunung Agung meletus dari televisi. Karena, menurut Dayu kondisinya tidak aman, karena ada hujan abu dan asap yang membuat mata perih ini, sehingga dia langsung ingin  mengungsi.

Meski tidak ada imbauan mengungsi dari pihak pemerintah dan desanya pun  tidak masuk KRB III. “Saya inguh (gelisah) dengan situasi kemarin (Selasa, Red). Ada kayak pasir jatuh dan keluar asap,” ujarnya.

Kenapa tidak mengungsi di Karangasem? Dayu menyebut dia dan keluarganya sudah pergi ke Posko Lapangan, Desa Ulakan. Tapi, di sana sepi tidak ada siapa pun.

Oleh karena  itu, dia langsung ke Denpasar. “Walaupun belum ada imbauan, kami tetap mengungsi. Saya punya anak kecil, tidak mungkin tetap di rumah.

Pemerintah mungkin tidak tahu keadaan kami di rumah, kami sendiri yang merasakan abu itu,” jelasnya.

Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa membenarkan ada pengungsi yang datang ke Posko GOR Kompyang Sujana.

Kata Joni, untuk saat ini baru ada 29 warga yang datang untuk mengungsi yang datang pada Selasa malam kemarin mulai dari sekitar pukul 22.00.

Itupun kata Joni, merupakan warga dari KRB II yang memilih mengungsi. “Untuk logistik aman. Sudah disiapkan,” bebernya. 

RadarBali.com – Setelah  terjadi letusan freatik, gelombang pengungsi Gunung Agung kembali terjadi. Sebagian pengungsi asal  Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, memilihkembali mengungsi ke GOR Kompyang Sujana, Denpasar.

Pengungsi yang kembali datang itu sebanyak 29 orang. Mereka memilih mengungsi karena menghindari bau belereng menyengat seperti karbit.

Bau itu dari asap yang diembuskan gunung. Bahkan, abu yang turun dari puncak Gunung Agung sempat mengganggu kegiatan masyarakat setempat.

Ida Ayu Putri, warga lereng Gunung Agung asal Desa Ababi, sampai di Posko Kompyang Sujana Denpasar  pukul 01.00 kemarin.

Dia mengaku datang ke Denpasar karena takut hujan abu dan asap yang dikeluarkan dari Gunung Agung. “Takut saya. Apalagi, saya ada anak kecil,” ucapnya.

Dayu Putri yang memiliki bayi berumur 10 bulan ini,  lebih memilih mengungsi ke Denpasar, karena sebelumnya sudah pernah mengungsi di Gor Kompyang Sujana.

Sehingga otomatis pihaknya tidak perlu mendaftar dan diperbolehkan kembali lagi.  Dia datang bersama sanak keluarganya dengan menggunakan truk ke Denpasar, berangkat pukul  23.00 dan sampai di posko pukul 0.1.00.

Dayu mengetahui informasi Gunung Agung meletus dari televisi. Karena, menurut Dayu kondisinya tidak aman, karena ada hujan abu dan asap yang membuat mata perih ini, sehingga dia langsung ingin  mengungsi.

Meski tidak ada imbauan mengungsi dari pihak pemerintah dan desanya pun  tidak masuk KRB III. “Saya inguh (gelisah) dengan situasi kemarin (Selasa, Red). Ada kayak pasir jatuh dan keluar asap,” ujarnya.

Kenapa tidak mengungsi di Karangasem? Dayu menyebut dia dan keluarganya sudah pergi ke Posko Lapangan, Desa Ulakan. Tapi, di sana sepi tidak ada siapa pun.

Oleh karena  itu, dia langsung ke Denpasar. “Walaupun belum ada imbauan, kami tetap mengungsi. Saya punya anak kecil, tidak mungkin tetap di rumah.

Pemerintah mungkin tidak tahu keadaan kami di rumah, kami sendiri yang merasakan abu itu,” jelasnya.

Kepala BPBD Kota Denpasar IB Joni Ariwibawa membenarkan ada pengungsi yang datang ke Posko GOR Kompyang Sujana.

Kata Joni, untuk saat ini baru ada 29 warga yang datang untuk mengungsi yang datang pada Selasa malam kemarin mulai dari sekitar pukul 22.00.

Itupun kata Joni, merupakan warga dari KRB II yang memilih mengungsi. “Untuk logistik aman. Sudah disiapkan,” bebernya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/