RadarBali.com – Setiap teknologi punya kelemahan. Demikian juga dengan Station Relay Radio (SRR) milik relawan peduli Gunung Agung yang dimotori Lesto Prabhancana dkk.
Ditanya kelemahan SRR, Lesto menyebut saat ini salah satu kelemahan SRR yang dipasang belum memiliki cadangan aki.
Berbeda dengan SRR di Gunung Merapi dan beberapa tempat telesensor dan telecontrol di Sulawesi Selatan sudah menggunakan solar cell.
Namun demikian, dengan alat sederhana ini, Lesto dan relawan berharap bisa membantu masyarakat yang ingin tahu perkembangan kondisi Gunung Api.
Dari propagasi software, Lesto berharap jangkauan SRR bisa mencapai seputaran Gunung Agung, seperti Kubu, Besakih, Amlapura, hingga Gianyar, bahkan Denpasar bisa tercover.
“Ini bukan untuk menakuti. Artinya masyarakat bisa mendengarkan sendiri. Kan bisa melihat sinyal landai dan cepat menandakan ada angin dan hujan.
Misal turun hujan, angin, gempa, tremor, bunyinya berbeda,” beber pria yang memiliki hobi bercocok tanam itu.
Lesto menolak pemasangan SRR dibesar-besarkan. Menurutnya, bukan masalah alat, sebab alat tidak seberapa.
Katanya, alat ini hanya memotivasi memberikan semacam semangat kepada masyarakat. “Siapa tahu masyarakat punya ide lebih bagus,
sehingga bisa berkembang. Ilmu itu buat di share ya. Anggap saja ini kontribusi dari pengalaman kami,” pungkasnya.