RadarBali.com – Hingga saat ini Rumah Sakit Pratama di Nusa Penida belum memiliki dokter spesialis anak, penyakit dalam, bedah, dan obgyn.
Padahal, Nusa Penida masuk kategori wilayah terluar Indonesia yang mendapat prioritas penanganan dari pemerintah.
Tapi, faktanya kondisi tersebut diduga menjadi penyebab posisi RS Pratama tersebut tidak banyak diminati para dokter spesialis di Bali untuk mengabdikan ilmu dan sisi kemanusiannya.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni mengaku telah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Bali untuk menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Dengan kerja sama ini, nantinya fakultas ini yang menyediakan tenaga untuk mengisi posisi dokter yang lowong tersebut di RS Pratama.
“Yang diturunkan residen. Yang namanya residen mereka wajib untuk turun. Hal ini sedang dalam pembahasan.
Cuma nanti ketika seperti itu, kabupaten pun harus bisa menyiapkan tempat untuk mereka, paling tidak rumah. Ya ini kan perlu waktu,” ujarnya.
Selain bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, pihaknya juga berencana mengajukan wajib kerja dokter spesialis ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Sehingga posisi lowong ini dapat segera terisi dan masyarakat bisa terlayani dengan baik. “Sebenarnya apa yang disampaikan pak Gubernur Bali itu kan betul, d
alam artian karena itu tempatnya jauh di kepulauan, beliau ingin memang kebidanan itu ada. Sehingga jangan sampai orang hamil harus naik bout dulu harus di rujuk seperti itu,” jelas mantan Direktur RSUD Klungkung ini.
Sambil berproses, pihaknya mengaku saat ini sedang mempersiapkan sarana-prasarana untuk menunjang pelayanan di RS Pratama.
Sehingga nanti dokter spesialis anak, penyakit dalam, bedah, dan obgyn sudah ada, tinggal melakukan pelayanan saja.
“Sekarang belum beroperasi masih mencari hari baik. Kalau saat beroperasi posisi itu belum terisi maka kami akan jalan bertahap, seperti poliklinik dulu,” tandasnya.