RadarBali.com – Sejak gunung agung mengeluarkan erupsi freatik pertama (25/11) lalu. Dinas Kesehatan Provinsi Bali terus menyiagakan tim medis.
Selain itu menyebar sejumlah masker di beberapa lokasi pengungsian dan rumah warga yang terdampak erupsi.
Kepala Dinas Kesehatan Bali dr I Ketut Suarjaya mengatakan, pihaknya sudah menyiagakan tim medis di 7 posko utama pengungsian.
Sedangkan di posko-posko tambahan di bagi dengan pihak dinas kesehatan yang ada di kabupaten lengkap dengan obat-obatan yang dibutuhkan.
“Kami juga sempat menarik kembali tim medis yang diterjunkan ke lapangan. Karena status gunung agung yang diturunkan dari level awas (IV) ke level siaga (III).
Namun, sejak gunung agung mengeluarkan erupsi erupsi freatik pertama, maka tim pihak menerjunkan kembali tim kesehatan.
Berdasar data yang ada sebanyak 336 paramedis dan 84 dokter yang diterjunkan. Tim medis tersebut siap, siaga dan full time menangani pengungsi yang terdapak erupsi gunung agung,” ungkap Suarjaya.
Dituturkan pria asal Buleleng ini, saat ini pihak Dinkes Provinsi Bali sudah menyebar 60 ribu masker bersama dengan dinas kesehatan yang ada di kabupaten.
Kemudian saat ini pihak menyiapkan 30 ribu masker sebagai tambahan untuk menghadapi erupsi Gunung Agung berikutnya.
Pihak tidak kekurangan dengan masker, karena banyak instansi pemerintah yang memberikan atensinya utamanya masker bagi para pengungsi.
Untuk penyakit yang rentan dengan abu vulkanik erupsi gunung agung yakni iritasi mata, disaster hirup, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan dan dapat mencemari sumber mata air sekitar.
Karena abu vulkanik mengandung belerang. “Kami mengimbau kepada masyarakat Karangasem yang terdampak erupsi gunung agung untuk gunakan masker.
Jika keluar dari rumah gunakan kacamata, kenakan pakaian lengan panjang. Kemudian terus mengikuti petunjuk dan himbauan dari petugas di lapangan,” jelas Suarjaya.