RadarBali.com – Erupsi Gunung Agung berakibat ke sejumlah sektor. Salah satu sektor yang terkena dampak adalah pertanian.
Beberapa tanaman seperti padi, sayuran dan juga salak yang menjadi komoditas utama Karangasem diprediksi mengalami gagal panen.
Menurut Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Bali I Wayan Sunarta, potensi gagal panen besar. Namun melihat cuaca saat ini yang masuk musim hujan, potensi kerusakan dinilai kecil.
“Karena disiram sama hujan, justru subur tanaman itu. Kalau musim kemarau, baru potensi gagal panen sangat besar,” ujar Sunarta.
Komoditas unggulan Karangasem adalah salak. Setahun, petani salak mampu memproduksi 22 ribu ton.
Dengan asumsi harga salak Rp 2.000 per kilogram, nilai kerugian bisa mencapai Rp 44 miliar.
“Jika ada lahar panas, pasti semua tanaman mati,” bebernya. Masa panen tanaman yang memiliki nama ilmiah Salacca zalacca cukup lama.
Sekitar tiga tahun. Satu pohon bisa menghasilkan salak 4 kilogram. Selain Karangasem, petani di Klungkung dan Bangli, juga terkena dampak erupsi.
Hanya saja, berapa nilai kerugian belum dihitung. “Semoga proses recovery cepat dan tidak menimbulkan kerugian yang fatal bagi petani,” pungkasnya.