33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:36 PM WIB

Masuk Fase Letusan Material Berat, PVMBG: Belum Puncak Erupsi

RadarBali.com – Secara perlahan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus mengarah terjadinya letusan utama atau erupsi besar.

Kemarin siang (28/11) pukul 13.37 – 14.00 Wita, terjadi gempa tremor terus menerus dengan amplitudo maksimum (overscale) atau melebihi skala normal.

Gempa tremor tersebut memicu erupsi terbesar yang pernah terjadi dalam periode 21 – 28 November.

Gempa tersebut mengagetkan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan, Desa Rendang.

Warga sekitar yang sempat memadati pos pengamatan guna mencari informasi pun langsung diperintahkan pergi.

“Dibandingkan erupsi sebelumnya, erupsi tadi (kemarin) siang paling besar. Bisa dikatakan letusan terbesar sejak erupsi pertama,” ungkap Kepala PVMBG Kasbani kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin.

Dijelaskan Kasbani, akibat erupsi besar tersebut terjadi lempaan material berat berupa batu sebesar kerikil ke arah utara puncak Gunung Agung.

Lontaran serpihan batu tersebut mengarah ke Dusun Dukuh, Desa Kubu. Desa tersebut berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak.

Sebulan lalu, Jawa Pos Radar Bali pernah menyambangi dusun tersebut. Jaraknya yang dekat dengan puncak membuat gempa terasa kuat.

Batu berukuran besar bekas letusan 1963 juga masih teronggok di sana. Namun, lontaran batu tersebut tidak dirasakan semua warga.

Cuma tinggi lontaran batu tidak kelihatan semua karena kabut. Hanya sebagian terlihat dari Bukit Asah.

Kasbani menjelaskan batu yang terlontar berasal dari dalam kawah. Selain membawa abu letusan juga membawa material lain seperti bebatuan.

Meski begitu, Kasbani menyatakan erupsi yang terjadi belum letusan utama. “Yang jelas material berat sudah mulai dilimpahkan keluar. Tapi, (erupsi) ini belum puncak,” tegas pria berkumis tebal itu.

RadarBali.com – Secara perlahan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus mengarah terjadinya letusan utama atau erupsi besar.

Kemarin siang (28/11) pukul 13.37 – 14.00 Wita, terjadi gempa tremor terus menerus dengan amplitudo maksimum (overscale) atau melebihi skala normal.

Gempa tremor tersebut memicu erupsi terbesar yang pernah terjadi dalam periode 21 – 28 November.

Gempa tersebut mengagetkan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan, Desa Rendang.

Warga sekitar yang sempat memadati pos pengamatan guna mencari informasi pun langsung diperintahkan pergi.

“Dibandingkan erupsi sebelumnya, erupsi tadi (kemarin) siang paling besar. Bisa dikatakan letusan terbesar sejak erupsi pertama,” ungkap Kepala PVMBG Kasbani kepada Jawa Pos Radar Bali, kemarin.

Dijelaskan Kasbani, akibat erupsi besar tersebut terjadi lempaan material berat berupa batu sebesar kerikil ke arah utara puncak Gunung Agung.

Lontaran serpihan batu tersebut mengarah ke Dusun Dukuh, Desa Kubu. Desa tersebut berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak.

Sebulan lalu, Jawa Pos Radar Bali pernah menyambangi dusun tersebut. Jaraknya yang dekat dengan puncak membuat gempa terasa kuat.

Batu berukuran besar bekas letusan 1963 juga masih teronggok di sana. Namun, lontaran batu tersebut tidak dirasakan semua warga.

Cuma tinggi lontaran batu tidak kelihatan semua karena kabut. Hanya sebagian terlihat dari Bukit Asah.

Kasbani menjelaskan batu yang terlontar berasal dari dalam kawah. Selain membawa abu letusan juga membawa material lain seperti bebatuan.

Meski begitu, Kasbani menyatakan erupsi yang terjadi belum letusan utama. “Yang jelas material berat sudah mulai dilimpahkan keluar. Tapi, (erupsi) ini belum puncak,” tegas pria berkumis tebal itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/