RadarBali.com – Sejumlah siswa pengungsi terpaksa mengikuti ulangan akhir semester (UAS) di lokasi pengungsian.
Mereka melakukan ulangan dengan kondisi seadanya. Langkah itu terpaksa dilakukan, karena mereka harus mengungsi sejak Senin (27/11) lalu.
Saat Jawa Pos Radar Bali mendatangi Balai Desa Tembok, ada sembilan orang siswa yang melakukan ulangan akhir semester.
Siswa-siswa itu berasal dari SDN 1 Dukuh. Mereka mengerjakan soal sambil lesehan, memanfaatkan alas tikar seadanya. Tidak ada meja dan kursi. Tubuh mereka pun harus membungkuk saat mengerjakan soal.
Kemarin para siswa mengerjaan soal Bahasa Indonesia dan Agama. Rencananya hari ini mereka akan mengerjakan soal Bahasa Bali.
Mereka baru menjawab soal pukul 11.00 siang kemarin, karena harus menunggu soal dikirim dari Karangasem. Soal-soal itu diambil di SDN 4 Tembok dan langsung dibawa ke pos pengungsian.
Salah seorang siswa, mengaku merasa nyaman dengan kondisi itu. Meski terbatas, ia mengaku bersyukur masih bisa mengikuti ulangan semester.
“Kemarin tidak ada ulangan. Hari ini ada ulangan Bahasa Indonesia dan agama. Besok Bahasa Bali. Kondisinya begini ya nyaman,” kata Ninda Septiana Dewi, siswa kelas V di SDN 1 Dukuh.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gede Suyasa mengaku belum menerima laporan terkait masalah tersebut.
Suyasa menduga siswa itu baru mengungsi ke Buleleng pada Senin lalu, dan belum melapor ke sekolah terdekat.
“Mungkin anak-anak ini sudah sempat pulang dan mendaftar ikut ulangan di sekolah asal. Di daftar kami ada 158 siswa pengungsi. Mereka ini tidak tercatat di dalamnya. Mungkin karena baru datang, jadi belum tercatat,” kata Suyasa.
Suyasa meminta kepada orang tua siswa bersangkutan, segera melapor ke sekolah terdekat.
Sehingga mereka bisa difasilitasi melakukan UAS di sekolah terdekat dengan fasilitas yang ada.
Suyasa menjamin tidak ada kekurangan soal, karena sudah ada kesepakatan dengan Disdikpora Karangasem.
Soal-soal UAS bagi siswa asal Karangasem, diberikan oleh Disdikpora Karangasem. Soal itu sudah didistribusikan ke Buleleng pekan lalu.
Soal dan lembar jawab lantas disebarkan ke sekolah-sekolah yang menampung siswa pengungsi.
“Kami harap siswa pengungsi ini bisa datang ke sekolah terdekat. Biar urusan pendidikan bisa terkonsentrasi di sekolah.
Mungkin karena baru awal mengungsi, jadi belum sempat ke sekolah. Tapi kami harap bisa segera ke sekolah,” tegas Suyasa