25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:49 AM WIB

Hujan Abu, Rapel UAS di Pengungsian Tanpa Pengawasan Guru

RadarBali.com – Status Gunung Agung yang kini kembali ditingkatkan menjadi Awas akibat aktivitas kegunungapian yang kembali meningkat, membuat warga Karangasem kembali mengungsi.

Kondisi yang tidak kondusif ini akhirnya membuat para pengungsi pelajar terutamanya yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) melakukan penilaian akhir semester (PAS) di tempat pengungsian.

Seperti yang dilakukan I Komang Hendra Supanca, salah seorang siswa asal SD Negeri 1 Duda, Desa Duda, Kecamatan Selat yang mengerjakan soal PASnya di posko pengungsian Banjar Jelantik Kori Batu, Desa Tojan, Selasa (28/11).

Saat ditemui di tempat pengungsian, Hendra tampak sangat serius mengisi soal-soal yang mesti dijawabnya meski tanpa pengawasan pihak sekolah.

Namun sesekali dia tampak meminta bantuan kakak perempuannya yang dengan setia menemaninya menjawab satu demi satu soal yang totalnya berjumlah 35 soal untuk setiap mata pelajaran.

Hendra yang kini duduk di kelas II SD itu, menuturkan bahwa dirinya beserta keluarganya sudah melakukan pengungsian sejak Minggu (26/11) lalu di posko pengungsian Banjar Jelantik Kori Batu, Desa Tojan.

Namun karena PAS harus dilakukan di sekolahnya, akhirnya dia mendatangi sekolah untuk mengikuti PAS pada Senin (27/11).

“Tapi tidak jadi ulangan karena semua sudah takut sama kondisi Gunung Agung. Jadinya pulang cepat,” kata anak yang asli Desa Duda, Kecamatan Selat ini.

Tidak sekadar pulang, menurutnya, pihak sekolah memberikan soal PAS untuk dikerjakan di tempat pengungsian masing –masing dan harus dikumpul hari Sabtu (2/12) mendatang.

Meski dibebani tugas, dia mengaku cukup senang karena bisa mengerjakan PAS-nya di tempat pengungsian.

Sebab selain tidak diburu waktu, dia juga bisa meminta bantuan jika ada soal yang tidak bisa jawab.

“Lebih senang ngerjain di pengungsian karena banyak teman, dan ada yang bantu kalau tidak bisa. Soalnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, Budi Pekerti,

Matematika, PPKN, Bahasa Bali, IPA, IPS, PJOK, dan Bahasa Inggris. Sekarang tinggal mata pelajaran PJOK saja yang belum selesai,” bebernya sambil tertawa malu.

Mengerjakan soal PAS di tempat pengungsian juga dilakukan I Kadek Wiria Kumara, 12 salah seorang siswa kelas V di SD Negeri 1 Duda.

Sama halnya dengan Hendra, dia juga senang bisa mengerjakan soal-soal PASnya karena bisa dibantu dengan kakak perempuan kembarnya Ni Nyoman Meriani, 16 dan Ni Nengah Meriani, 16.

“Ya senangan bisa buat di sini jadi bisa dibantu. Sabtu (28/11) sudah dikumpulkan ke sekolah,” tandasnya.

Sementara itu untuk pengungsi pelajar yang duduk di tingkat SMP, menurut Kadek Ariasih yang merupakan siswa SMP Negeri 3 Selat mengaku akan melakukan PAS di salah satu sekolah di wilayah Rendang mulai hari Kamis (30/11).

Sedangkan Ni Nengah Meriani yang duduk di bangku kelas X di SMA Saraswati Selat mengaku akan ke salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah

Sidemen untuk mengambil soal PAS yang nantinya dibagikan oleh sekolahnya dan akan dikerjakan di tempat pengungsian.

“Nanti ambil soal saja dan kerjakan di pengungsian. Ada 19 mata pelajaran,” tandasnya.

RadarBali.com – Status Gunung Agung yang kini kembali ditingkatkan menjadi Awas akibat aktivitas kegunungapian yang kembali meningkat, membuat warga Karangasem kembali mengungsi.

Kondisi yang tidak kondusif ini akhirnya membuat para pengungsi pelajar terutamanya yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) melakukan penilaian akhir semester (PAS) di tempat pengungsian.

Seperti yang dilakukan I Komang Hendra Supanca, salah seorang siswa asal SD Negeri 1 Duda, Desa Duda, Kecamatan Selat yang mengerjakan soal PASnya di posko pengungsian Banjar Jelantik Kori Batu, Desa Tojan, Selasa (28/11).

Saat ditemui di tempat pengungsian, Hendra tampak sangat serius mengisi soal-soal yang mesti dijawabnya meski tanpa pengawasan pihak sekolah.

Namun sesekali dia tampak meminta bantuan kakak perempuannya yang dengan setia menemaninya menjawab satu demi satu soal yang totalnya berjumlah 35 soal untuk setiap mata pelajaran.

Hendra yang kini duduk di kelas II SD itu, menuturkan bahwa dirinya beserta keluarganya sudah melakukan pengungsian sejak Minggu (26/11) lalu di posko pengungsian Banjar Jelantik Kori Batu, Desa Tojan.

Namun karena PAS harus dilakukan di sekolahnya, akhirnya dia mendatangi sekolah untuk mengikuti PAS pada Senin (27/11).

“Tapi tidak jadi ulangan karena semua sudah takut sama kondisi Gunung Agung. Jadinya pulang cepat,” kata anak yang asli Desa Duda, Kecamatan Selat ini.

Tidak sekadar pulang, menurutnya, pihak sekolah memberikan soal PAS untuk dikerjakan di tempat pengungsian masing –masing dan harus dikumpul hari Sabtu (2/12) mendatang.

Meski dibebani tugas, dia mengaku cukup senang karena bisa mengerjakan PAS-nya di tempat pengungsian.

Sebab selain tidak diburu waktu, dia juga bisa meminta bantuan jika ada soal yang tidak bisa jawab.

“Lebih senang ngerjain di pengungsian karena banyak teman, dan ada yang bantu kalau tidak bisa. Soalnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, Budi Pekerti,

Matematika, PPKN, Bahasa Bali, IPA, IPS, PJOK, dan Bahasa Inggris. Sekarang tinggal mata pelajaran PJOK saja yang belum selesai,” bebernya sambil tertawa malu.

Mengerjakan soal PAS di tempat pengungsian juga dilakukan I Kadek Wiria Kumara, 12 salah seorang siswa kelas V di SD Negeri 1 Duda.

Sama halnya dengan Hendra, dia juga senang bisa mengerjakan soal-soal PASnya karena bisa dibantu dengan kakak perempuan kembarnya Ni Nyoman Meriani, 16 dan Ni Nengah Meriani, 16.

“Ya senangan bisa buat di sini jadi bisa dibantu. Sabtu (28/11) sudah dikumpulkan ke sekolah,” tandasnya.

Sementara itu untuk pengungsi pelajar yang duduk di tingkat SMP, menurut Kadek Ariasih yang merupakan siswa SMP Negeri 3 Selat mengaku akan melakukan PAS di salah satu sekolah di wilayah Rendang mulai hari Kamis (30/11).

Sedangkan Ni Nengah Meriani yang duduk di bangku kelas X di SMA Saraswati Selat mengaku akan ke salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah

Sidemen untuk mengambil soal PAS yang nantinya dibagikan oleh sekolahnya dan akan dikerjakan di tempat pengungsian.

“Nanti ambil soal saja dan kerjakan di pengungsian. Ada 19 mata pelajaran,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/