32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 14:56 PM WIB

Sehari Bandara Ngurah Rai Tutup, Pariwisata Bali Rugi Rp 243 Miliar

RadarBali.com – Pariwisata jadi jantung perekonomian Bali. Dan, kenyamanan menjadi syarat mutlak agar mereka yang ingin berlibur bisa bersantai tanpa waswas.

Saat dalam situasi bencana erupsi Gunung Agung yang tengah terjadi saat ini, sektor paling terserang yakni industri pariwisata. Terlebih untuk hotel dan makanan.

Ketua PHRI Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati  mengungkapkan, saat ini pihak industri pariwisata tidak memikirkan untung rugi.

Yang dikedepankan untuk menjaga citra pariwisata Bali adalah, bagaimana memberi pelayanan terbaik dalam kondisi saat ini.

“Memang skenario awal penanganan wisatawan saat erupsi Gunung Agung berbeda dari fakta. Karena tidak mudah memberlakukan skema yang kita rencanakan sebelumnya,” ujarnya.

Namun, jika mengacu pada hitung-hitungan yang pernah dilakukan Bank Indonesia, pria yang akrab disapa Cok Ace ini merinci, dalam satu hari Bali didatangi 18 ribu wisatawan.

Untuk satu wisatawan yang rata-rata lama tinggal antara tiga sampai empat hari bisa menghabiskan dana senilai Rp 13.500.000.

Sedangkan jika dikalikan ketika ada penutupan bandara dalam satu hari, pariwisata Bali merugi mencapai Rp 243 miliar.

“Itu di luar airline. Rata-rata setiap bulan sebanyak 500 ribu wisatawan pengeluarannya 65 persen untuk makanan dan penginapan,” terang Cok Ace.

Saat ini proses evakuasi wisatawan mengalami kendala. Salah satunya beberapa wisatawan yang menuju Surabaya terkendala luapan lumpur Lapindo di wilayah Sidoarjo.

Dan, situasi ini diakui sangat menghambat proses evakuasi. Sehingga dilakukan perencanaan alternatif,  yakni dengan melalui Bandara Blimbingsari,  Banyuwangi,  menuju Jakarta dan Surabaya.

Sejumlah alternatif lain pun kini disiapkan sebagai solusi mengatasi  permasalahan yang  ada. “Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa maskapai. Nanti bagi wisatawan yang akan menuju Banyuwangi tidak dipungut biaya apa pun,” jelasnya.

Untuk cancellation fee, pihaknya juga telah mengimbau pelaku usaha hotel untuk tidak memberlakukan cancellation fee.

Sehingga mereka yang sudah melakukan pembayaran di awal bisa melakukan reschedule. “Jadi tidak ada yang hilang uangnya,” tegas mantan Bupati Gianyar ini.

Saat ini diprediksi terdapat 164 ribu wisatawan yang ada di Bali, akibat penutupan bandara Ngurah Rai sejak Senin lalu.

Untung mengatasi semua masalah terkait kenyamanan wisatawan ini memang perlu penanganan tuntas. 

RadarBali.com – Pariwisata jadi jantung perekonomian Bali. Dan, kenyamanan menjadi syarat mutlak agar mereka yang ingin berlibur bisa bersantai tanpa waswas.

Saat dalam situasi bencana erupsi Gunung Agung yang tengah terjadi saat ini, sektor paling terserang yakni industri pariwisata. Terlebih untuk hotel dan makanan.

Ketua PHRI Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati  mengungkapkan, saat ini pihak industri pariwisata tidak memikirkan untung rugi.

Yang dikedepankan untuk menjaga citra pariwisata Bali adalah, bagaimana memberi pelayanan terbaik dalam kondisi saat ini.

“Memang skenario awal penanganan wisatawan saat erupsi Gunung Agung berbeda dari fakta. Karena tidak mudah memberlakukan skema yang kita rencanakan sebelumnya,” ujarnya.

Namun, jika mengacu pada hitung-hitungan yang pernah dilakukan Bank Indonesia, pria yang akrab disapa Cok Ace ini merinci, dalam satu hari Bali didatangi 18 ribu wisatawan.

Untuk satu wisatawan yang rata-rata lama tinggal antara tiga sampai empat hari bisa menghabiskan dana senilai Rp 13.500.000.

Sedangkan jika dikalikan ketika ada penutupan bandara dalam satu hari, pariwisata Bali merugi mencapai Rp 243 miliar.

“Itu di luar airline. Rata-rata setiap bulan sebanyak 500 ribu wisatawan pengeluarannya 65 persen untuk makanan dan penginapan,” terang Cok Ace.

Saat ini proses evakuasi wisatawan mengalami kendala. Salah satunya beberapa wisatawan yang menuju Surabaya terkendala luapan lumpur Lapindo di wilayah Sidoarjo.

Dan, situasi ini diakui sangat menghambat proses evakuasi. Sehingga dilakukan perencanaan alternatif,  yakni dengan melalui Bandara Blimbingsari,  Banyuwangi,  menuju Jakarta dan Surabaya.

Sejumlah alternatif lain pun kini disiapkan sebagai solusi mengatasi  permasalahan yang  ada. “Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa maskapai. Nanti bagi wisatawan yang akan menuju Banyuwangi tidak dipungut biaya apa pun,” jelasnya.

Untuk cancellation fee, pihaknya juga telah mengimbau pelaku usaha hotel untuk tidak memberlakukan cancellation fee.

Sehingga mereka yang sudah melakukan pembayaran di awal bisa melakukan reschedule. “Jadi tidak ada yang hilang uangnya,” tegas mantan Bupati Gianyar ini.

Saat ini diprediksi terdapat 164 ribu wisatawan yang ada di Bali, akibat penutupan bandara Ngurah Rai sejak Senin lalu.

Untung mengatasi semua masalah terkait kenyamanan wisatawan ini memang perlu penanganan tuntas. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/