RadarBali.com – Kondisi Gunung Agung semakin kritis. Pantauan Jawa Pos Radar Bali hingga kemarin malam dari seputaran Pantai Amed, Kubu,
puncak gunung berketinggian 3.142 mdpl itu terus menyemburkan awan kelam kemerah-merahan ke atas.
Selain itu, gempa tremor menerus (microtremor) overschale (melebihi skala normal) atau indikasi terjadinya letusan besar terus mengguncang.
Salah satu gempa tremor terkuat terjadi pukul 17.24 – 18.00. Selain gempa tremor terus menerus, juga terekam gempa letusan pukul 17.25.
Tremor terus menerus itu sempat membuat kelabakan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang.
PVMBG mengerahkan enam orang petugas menyusun laporan aktivitas Gunung Agung pukul 12.00 – 18.00.
Padahal, biasanya penyusun laporan hanya satu orang. Aktivitas vulaknik di Gunung Agung pun diyakin terus meningkat.
Jawa Pos Radar Bali sendiri sempat mendekat ke Desa Kubu, KRB II berjarak sekitar 8 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Di tempat itu terasa panas yang berbeda. Panas terasa menyengat meski cuaca mendung. “Tremor harmonik overschale semakin sering,
maka bisa diartikan semakin dekat dengan letusan utama (besar),” ujar Narasumber Kebencanaan dan Mitigasi Bencana Kementerian Pekerjaan Umum, Lesto Prabhancana, kemarin.
Terkait suhu panas meski cuaca mendung dan hujan, Lesto menyebut hawa panas itu berkaitan dengan pergerakan magma dari bawah menuju permukaan gunung.
Magma panas mengeluarkan semacam sinar infrared yang menimbulkan rasa panas. “Sinyal gelombang (panas) itu juga yang membuat hewan sensitif dan turun gunung,” tukasnya.