RadarBali.com – Empat anak buah kapal (ABK) Bintang Timur 18 yang tenggelam di sekitar perairan laut Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB) selamat.
Keempat ABK kapal ikan yang selamat dari maut setelah ditemukan di perairan antara Bali dan Lombok oleh kapal ikan lainnya.
Mereka terapung selama tiga hari, sejak kapal ikan yang ditumpanginya meledak di tengah laut setelah mesin kapal mengalami masalah.
Salah satu yang ditemukan adalah ABK kapal bernama Saifudin, 19, asal Kayangan, Lombok Timur. Dia ditemukan bersama saudaranya bernama Masri, 21, oleh nelayan ikan, Jumat (24/11) lalu di perairan Bali dan Lombok.
Kedua korban langsung dibawa ke RS Sanglah untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara dua ABK lainnya sudah dipulangkan ke rumah.
Saifudin saat ini dalam kondisi lemah dan mengalami luka di bagian paha kanan akibat gigitan ikan. Kemudian wajah dan tangan mengelupas.
Hal sama dialami Masri. Kondisinya lemah. Kulit tangan dan wajah mengelupas akibat terpapar sinar matahari ketika terapung di tengah laut.
Pengakuan Saifudin kemarin, selama tiga hari dirinya dan bersama ketiga ABK kapal ikan lainnya terombang ambing di tengah lautan diperairan lombok selatan.
Dia diselamatkan dan ditemukan pertama kali oleh kapal ikan. Peristiwa itu terjadi karena kapal yang ditumpangi meledak dan terbakar, Selasa (21/11) lalu.
Kala itu Saifudin bersama 14 anak buah kapal lainnya berangkat dari pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju perairan Lombok Selatan untuk menangkap ikan.
Ketika mengarungi laut di perairan Lombok Selatan, mesin kapal yang ditumpangi tiba-tiba jebol dan rusak hingga akhirnya meledak dan membakar seluruh kapal.
“Saya dan 14 ABK kapal lainnya terjun ke laut untuk menyelamatkan diri masing-masing. Sayangnya hanya kami berempat yang selamat dan ditemukan di perairan antara Bali dan Lombok,
oleh kapal nelayan dari Tanjung Benoa, Bali. Sementara lainnya hingga saat ini belum ada kabar dan masih dalam pencarian,” terang Saifudin.
Menurut Saifudin, dia dan ABK lainnya dapat bertahan hidup ditengah lautnya. Hanya dengan minum air laut dan menggigit ibu jari tangan.
Kemudian berpegang pada ban karet pelampung dan kayu bekas ledakan kapal. “Saya tidak menyangka akan bertahan hidup.
Mungkin ini sudah jalan hidup saya diberikan kembali hidup oleh yang maha kuasa,” ungkap pria yang sudah 3 tahun lebih menjadi ABK kapal ikan.
Menurut Saifudin, 10 rekan ABK lainnya hingga saat ini belum ditemukan, masih dalam proses pencarian. Kejadian ini baru awal pertama kali dialaminya.
Biasanya kapal ikan melawan gelombang laut. Itu hal biasanya bagi ABK kapal. Namun saat ini memang musibah. “Mudah-mudahan 10 ABK lainnya cepat ditemukan,” ucap Saefudin.
Mengenai segala pembiayaan rumah sakit dan operasi pada kaki kanan akibat gigitan ikan, semua biaya ditanggung oleh bos pemilik kapal ikan.
Mengenai kapan akan dilakukan operasi menunggu keputusan tim medis dokter RS Sanglah. “Kejadian ini menjadi pelajaran bagi saya dan ABK lainnya yang selamat dari musibah tersebut,” tandasnya.