25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 7:12 AM WIB

Disapu Angin Kencang, Penyeberangan Gilimanuk – Ketapang Tutup

RadarBali.com – Angin kencang yang terjadi di Selat Bali, Jumat (1/12) kemarin membuat pelayaran kapal terganggu.

Agar tidak terjadi kecelakaan terhadap kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali,  Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau syahbandar , melakukan penutupan penyeberangan sementara.

Penutupan penyeberangan dilakukan berawal dari cuaca buruk yakni angin kencang yang mulai terjadi sejak siang.

Kencangnya embusan angin serta mendung tebal dan arus laut yang deras sangat mengganggu pelayaran kapal-kapal yang melayani penyeberangan lintas Jawa-Bali.

Dampak angin kencang yang berembus dengan kecepatan antara 25 sampai 28 knot ke arah selatan searah dengan arus laut yang kuat tersebut bisa membuat sulit laju kapal.

Jika dipaksakan berlayar, selain bisa hanyut juga bisa bertabrakan dengan kapal lain. Karena berbahaya bagi pelayaran kapal, Syahbandar Gilimanuk dan Ketapang sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 13.30.

Begitu penyeberangan ditutup sementara, semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. “Syahbandar memutuskan untuk menunda penyeberangan karena angin kencang.

Kami hanya mengikuti aturan karena demi keselamatan pelayaran,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Meski penyeberangan ditutup namun karena pengguna jasa tidak sepadat saat Bandara Ngurah Rai tutup karena erupsi gunung Agung beberapa hari lalu, maka tidak terjadi antrean kendaraan.

Kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa hanya menumpuk di areal parker siap muat di dalam pelabuhan dan jumlahnya juga tidak banyak.

“Jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa tidak banyak. Semuanya masih tertampung di dalam pelabuhan,” ujarnya.

Setelah sekitar satu jam, kecepatan angin mulai menurun dan UPP menilai dengan kecepatan sekitar 20 knot, cukup aman untuk pelayaran kapal sehingga pukul 14.30 penyeberangan dibuka kembali.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran. Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar ke pelabuhan Ketapang.

“Syukur cuaca buruk hanya terjadi sekitar satu jam sehingga pengguna jasa tidak lama menunggu. Setelah dibuka, penyebrangan kembali normal,” pungkasnya.

Kepala T.U UPP Klas III Gilimanuk, Ni Komang Yulianimengatakan kecepatan angin sesaat penutupan ini tercatat di angka 28 knot di Pelabuhan Gilimanuk dan 25 knot untuk di Pelabuhan Ketapang. “Demi keselamatan pelayaran kita lakukan penundaan,” ujarnya. 

RadarBali.com – Angin kencang yang terjadi di Selat Bali, Jumat (1/12) kemarin membuat pelayaran kapal terganggu.

Agar tidak terjadi kecelakaan terhadap kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali,  Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau syahbandar , melakukan penutupan penyeberangan sementara.

Penutupan penyeberangan dilakukan berawal dari cuaca buruk yakni angin kencang yang mulai terjadi sejak siang.

Kencangnya embusan angin serta mendung tebal dan arus laut yang deras sangat mengganggu pelayaran kapal-kapal yang melayani penyeberangan lintas Jawa-Bali.

Dampak angin kencang yang berembus dengan kecepatan antara 25 sampai 28 knot ke arah selatan searah dengan arus laut yang kuat tersebut bisa membuat sulit laju kapal.

Jika dipaksakan berlayar, selain bisa hanyut juga bisa bertabrakan dengan kapal lain. Karena berbahaya bagi pelayaran kapal, Syahbandar Gilimanuk dan Ketapang sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 13.30.

Begitu penyeberangan ditutup sementara, semua nahkoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman.

Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga. “Syahbandar memutuskan untuk menunda penyeberangan karena angin kencang.

Kami hanya mengikuti aturan karena demi keselamatan pelayaran,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk, Heru Wahono.

Meski penyeberangan ditutup namun karena pengguna jasa tidak sepadat saat Bandara Ngurah Rai tutup karena erupsi gunung Agung beberapa hari lalu, maka tidak terjadi antrean kendaraan.

Kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa hanya menumpuk di areal parker siap muat di dalam pelabuhan dan jumlahnya juga tidak banyak.

“Jumlah kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa tidak banyak. Semuanya masih tertampung di dalam pelabuhan,” ujarnya.

Setelah sekitar satu jam, kecepatan angin mulai menurun dan UPP menilai dengan kecepatan sekitar 20 knot, cukup aman untuk pelayaran kapal sehingga pukul 14.30 penyeberangan dibuka kembali.

Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran. Begitu pula kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar ke pelabuhan Ketapang.

“Syukur cuaca buruk hanya terjadi sekitar satu jam sehingga pengguna jasa tidak lama menunggu. Setelah dibuka, penyebrangan kembali normal,” pungkasnya.

Kepala T.U UPP Klas III Gilimanuk, Ni Komang Yulianimengatakan kecepatan angin sesaat penutupan ini tercatat di angka 28 knot di Pelabuhan Gilimanuk dan 25 knot untuk di Pelabuhan Ketapang. “Demi keselamatan pelayaran kita lakukan penundaan,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/