RadarBali.com – Kondisi abrasi pantai di Badung khususnya di kawasan Kuta Selatan kian memprihatinkan. Salah satunya di kawasan Sawangan.
Tak heran, abrasi pantai di Sawangan ini mengakibatkan warga pesisir menjerit. Karena kerusakan pantai tergolong parah.
I Nyoman Sudarwa salah satu warga pesisir mengeluhkan kondisi Pantai Sawangan, Kuta Selatan yang mengalami abrasi yang parah.
Dia juga menunjukkan kondisi pantai terkini melalui sosial media facebook pribadinya. “Inilah kondisi pantai Sawangan sekarang abrasi yang begitu memprihatinkan bagaimana mengatasi dan solusi Anda???, ” tulisnya melalui akun Facebooknya, Minggu (23/7).
Secara terpisah Wakil Ketua I DPRD Badung, I Nyoman Karyana pun menanggapi serius masalah abrasi pantai di Nusa Dua. “Banyak sekali pantai abrasi di nusa dua. Kita harapkan pemerintah segera menangani itu. Seperti pantai Selagan Nusa Dua sudah lama tidak ada penanganan yang serius. Sekarang ke selatan sampai Pantai Sawangan, itu semua abrasi,” jelasnya.
Ia meminta instansi terkait yang menangani abrasi Pantai tersebut segera turun ke lapangan. Karena abrasi pantai ini membuat para nelayan menjerit dan terkendala melaut. “Kita harapkan dari pemerintah daerah atau pusat, untuk segera menangani masalah ini. Karena ini sudah sangat memprihatinkan. Kasihan warga pesisir kita, ” terangnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Perikanan Badung Putu Oka Swadiana, mengakui untuk penanganan pantai saat ini Badung hanya menangani pesisirnya yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Nah, kalau laut diserahkan ke Provinsi. Tak heran, abrasi di kawasan Nusa Dua sampai saat ini belum ada yang menangani. Hampir di sejumlah pantai di Badung juga mengalami abrasi. “Kalau kami di Kabupaten hanya menangani pesisirnya saja, ” jelasnya.
Pun begitu, di Dinas Perikanan Badung lebih fokus kepada pesisir. Bahkan berencana setiap Desa Adat mengelola kawasan pesisir pantai. Seperti Kuta dan sekitarnya sudah hampir semua Desa Adat yang mengelola nya. Kemudian di pantai lainnya seperti Pantai Seseh, Pererenan, dan lainnya nantinya direncanakan desa adat langsung yang mengelola. “Untuk pengelolaan Pantai di desa adat masih kami atur mekanismenya dulu, ” pungkansya.