25.5 C
Jakarta
21 November 2024, 6:08 AM WIB

Erupsi Tak Kunjung Reda, Okupansi Hotel Merosot Tajam

RadarBali.com – Sejumlah pelaku wisata mulai mengeluhkan turunnya okupansi hotel. Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari dampak erupsi Gunung Agung.

Managing Director Champlung Hotels and Resorts Pande Agus Permana Widura mengungkapkan, rencana wisatawan yang akan menginap di hotelnya untuk bulan Desember turun drastis hingga 50 persen.

Padahal normalnya memasuki akhir tahun, okupansi kamar hotel mencapai 80 persen lebih.

 “Siapapun akan khawatir ketika akan berwisata dalam kondisi bencana seperti ini. Sebagai warga lokal, kita saja merasa khawatir, apalagi wisatawan asing,” ujar Pande Agus Permana Widura.

Dia menyesalkan adanya pemberitaan salah satu media luar negeri yang memberitakan Bali seolah seperti neraka.

Mengambil judul “Holiday Hell”, salah satu stasiun televisi asing membeber erupsi Gunung Agung. ”Tanpa berita itu saja sudah menurun,” jelasnya.

Untuk menarik wisatawan datang ke Bali, pihaknya meminta kepada para tamu hotel khususnya asing untuk berpose dan memposting di akun media sosial masing-masing.

“Dengan begitu, akan lebih mengena dan menyebarkan informasi bahwa Bali tetap aman,” katanya.

Ketua Ubud Hotel Association (UHA) Pande Mahayana Aditya Warman mengungkapkan hal senada. Menurutnya, sebelum erupsi, okupansi hotel di Ubud berkisar 40 – 60 persen.

“Setelah Gunung Agung mengalami erupsi, okupansi turun setiap hari. Hampir 2 persen setiap hari,” tutur Mahayana.

Meski berbagai upaya dilakukan, namun ketika bandara tutup, tidak akan bisa mengangkat okupansi hotel.

Meski diakui ada sebagian wisatawan mancanegara yang tetap datang ke Bali meski melalui Bandara Juanda Surabaya dan rela menempuh jalur darat ke Bali.

“Tapi, itu satu dari sekian banyak wisatawan yang melakukan. Sebenarnya yang tidak gampang terpengaruh dengan isu itu  wisatawan asal Eropa, yang paling rentan Tiongkok,” pungkasnya

RadarBali.com – Sejumlah pelaku wisata mulai mengeluhkan turunnya okupansi hotel. Kondisi ini terjadi sebagai akibat dari dampak erupsi Gunung Agung.

Managing Director Champlung Hotels and Resorts Pande Agus Permana Widura mengungkapkan, rencana wisatawan yang akan menginap di hotelnya untuk bulan Desember turun drastis hingga 50 persen.

Padahal normalnya memasuki akhir tahun, okupansi kamar hotel mencapai 80 persen lebih.

 “Siapapun akan khawatir ketika akan berwisata dalam kondisi bencana seperti ini. Sebagai warga lokal, kita saja merasa khawatir, apalagi wisatawan asing,” ujar Pande Agus Permana Widura.

Dia menyesalkan adanya pemberitaan salah satu media luar negeri yang memberitakan Bali seolah seperti neraka.

Mengambil judul “Holiday Hell”, salah satu stasiun televisi asing membeber erupsi Gunung Agung. ”Tanpa berita itu saja sudah menurun,” jelasnya.

Untuk menarik wisatawan datang ke Bali, pihaknya meminta kepada para tamu hotel khususnya asing untuk berpose dan memposting di akun media sosial masing-masing.

“Dengan begitu, akan lebih mengena dan menyebarkan informasi bahwa Bali tetap aman,” katanya.

Ketua Ubud Hotel Association (UHA) Pande Mahayana Aditya Warman mengungkapkan hal senada. Menurutnya, sebelum erupsi, okupansi hotel di Ubud berkisar 40 – 60 persen.

“Setelah Gunung Agung mengalami erupsi, okupansi turun setiap hari. Hampir 2 persen setiap hari,” tutur Mahayana.

Meski berbagai upaya dilakukan, namun ketika bandara tutup, tidak akan bisa mengangkat okupansi hotel.

Meski diakui ada sebagian wisatawan mancanegara yang tetap datang ke Bali meski melalui Bandara Juanda Surabaya dan rela menempuh jalur darat ke Bali.

“Tapi, itu satu dari sekian banyak wisatawan yang melakukan. Sebenarnya yang tidak gampang terpengaruh dengan isu itu  wisatawan asal Eropa, yang paling rentan Tiongkok,” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/