SEMARAPURA – Erupsi Gunung Agung tidak melulu menjadi musibah, namun juga menjadi berkah bagi sejumlah warga Bali pada umumnya.
Seperti yang dirasakan sejumlah warga di Lingkungan Kali Unda, Klungkung. Sejak mengalirnya aliran lahar di Sungai Unda, Senin (27/11) lalu, endapan pasir kini cukup melimpah di Sungai Unda.
Bahkan, endapan pasir itu sampai ke anak Sungai Unda. Oleh warga setempat, kondisi tersebut tidak disia-siakan.
Sejak kemarin, sejumlah pria warga setempat terlihat sangat sibuk mengumpulkan pasir dari anak Sungai Unda di wilayah Banjar Suka Duka Kali Unda menggunakan sekop untuk dibawa ke dalam truk.
Wayan Budiarta, warga setempat, yang menjadi buruh pasir mengungkapkan, aktivitas menambang pasir itu baru dilakukan sejak Minggu (3/12).
Anak Sungai Unda di wilayah Banjar Suka Duka Kali Unda itu biasanya digunakan warga setempat untuk mencuci kendaraan, namun dengan melimpahnya endapan pasir di sana akhirnya mulai dilakukan penambangan dengan alat seadanya.
Seperti menggunakan sekop. “Selain itu, penambangan ini juga dilakukan agar tidak terjadi pendangkalan sehingga air tidak meluber sampai ke rumah-rumah warga,” ungkapnya.
Dengan ditutupnya sejumlah galian C di wilayah Karangasem, banyak warga yang sedang melakukan proyek pembangunan akhirnya membeli pasir di sana.
Meski begitu, harga pasir di kawasan tersebut cenderung mengalami penurunan. Itu dilakukan agar warga terpancing untuk melakukan pembangunan.
Sebab menurutnya warga saat ini cenderung mengalami ketakutan untuk melakukan pembangunan karena takut kesulitan mendapat material bangunan seperti pasir.
“Biasanya saya jual Rp 350 ribu satu mobil pickup. Kalau sekarang harganya sekitar Rp 100 ribu – Rp 200 ribu saja. Biar bisa pakai makan saja karena saya sudah 18 hari tidak menambang,” katanya.