SINGARAJA– Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng menemukan penyebaran covid-19 di klaster sekolah. Saat ini pemerintah memutuskan menghentikan proses Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di sekolah tersebut.
Kasus tersebut ditemukan di SDN 1 Banjar Bali. Pihak sekolah dan puskesmas melakukan tracing pada Rabu (26/1) pagi. Hasilnya, tim menemukan ada 2 orang siswa dan seorang guru yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.
Temuan itu berawal dari kecurigaan pihak sekolah. Saat itu guru mendapati ada 4 orang siswa di kelas VI SDN 1 Banjar Bali yang menunjukkan gejala menyerupai covid-19. Seperti demam, batuk kering, sakit tenggorokan, serta kehilangan indra perasa dan indra penciuman. Hal itu langsung dilaporkan ke puskesmas.
“Tadi sudah dilakukan swab terhadap 16 orang siswa kelas VI dan 20 orang guru. Hasilnya ada 2 orang siswa dan 1 orang guru yang positif. Untuk sementara, proses pembelajaran khusus di kelas VI kami hentikan selama 5 hari. Ini sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 menteri yang mengatur soal PTMT,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika.
Astika mengatakan, pihaknya terus melakukan penelusuran kontak erat di lingkungan sekolah tersebut. Sehingga klaster tidak meluas lebih lanjut.
“Masih kami awasi perkembangannya. Kami sudah minta pada sekolah, kalau ada yang menunjukkan gejala lagi agar segera dilaporkan ke puskesmas,” imbuhnya.
Di sisi lain, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, pihaknya akan mewaspadai lonjakan kasus yang berpotensi terjadi selama beberapa bulan mendatang. Apalagi para ahli memprediksi akan terjadi gelombang ketiga sebaran covid-19 pada bulan Februari.
Menurutnya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) akan segera melakukan pertemuan membahas hal tersebut.
“Dalam 2-3 hari mendatang kami akan evaluasi. Akan dibahas bersama Forkompinda. Karena masalah ini tidak bisa ditangani secara parsial, harus menyeluruh,” kata Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan saat ini pemerintah telah mendeteksi dua kasus omicron di Buleleng. Hanya saja sumber penularan belum diketahui secara pasti. Sebab hasil tracing yang dilakukan tim surveillance Dinas Kesehatan Buleleng, tidak membuahkan hasil.
“Sumbernya dari mana, kami nggak tahu. Herannya, hasil tracing itu nggak ada yang kena. Dia tidak sempat keluar daerah, kontak erat di rumahnya juga nggak ada kena. Saya belum bisa bicara terlalu jauh soal ini. Tapi yang jelas kita harus meningkatkan kewaspadaan,” tukas Agus.