DENPASAR – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengklaim kenaikan tarif ini tidak mampu memenuhi realisasi target yang ditentukan.
Terutama di bulan Desember dengan target Rp 15 miliar. Sejak November sampai Oktober saja, realisasi dari target tidak tercapai sehingga mengalami penurunan antara 20 sampai 25 persen.
Untuk bulan November, volume kendaraan yang melintas di jalan tol mencapai 38.800.000 per hari. Sementara Oktober mencapai 42.567 per hari.
Padahal, rata-rata dalam satu hari normalnya 53 ribu. “Ada dua faktor, pertama akibat erupsi Gunung Agung dan kedua, kenaikan tarif sangat kecil.
Kami berharap pada golongan I naik Rp 1000 tapi hanya naik Rp 500. Kami pesimis bisa mencapai target di bulan Desember,” paparnya.
Sosialisasi kenaikan tarif sangat mepet dengan waktu pemberlakuan, menurut Tito, lantaran surat resmi dari pusat baru diterima pada Senin lalu.
“Tanpa surat resmi kami tidak bisa melakukan sosialisasi. Tapi, pengajuan kenaikan tarif ini sudah kami ajukan pada Juli lalu,” imbuhnya.
Salah seorang pengendara roda empat golongan I, Heru Setiawan, 34, mengaku cukup berat dengan adanya kenaikan tersebut.
Meski sedikit, namun dari segi pengeluaran jika dalam satu hari melintas di jalan tol selama dua kali akan terasa selama sebulan.
“Pastinya akan ada tambahan pengeluaran. Terlebih saya setiap hari lewat tol. Tapi, mau bagaimana lagi. Terima saja,” pungkasnya.